Find Us On Social Media :

Melawan Rematik Secara Alami

By Agus Surono, Selasa, 6 Maret 2012 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com - Mengusir penyakit satu ini bukan perkara mudah. Sampai saat ini belum ditemukan obat mujarabnya tanpa efek samping. Karenanya, tidak ada salahnya dicoba obat rematik dari tetumbuhan. Di antaranya jahe, brotowali, akar pepaya gantung, dan gandarusa.

Encok merupakan penyakit yang ditandai rasa nyeri pada tulang, sendi, otot, dan jaringan sekitar sendi. Penyakit ini bukan akibat cuaca dingin atau mandi malam dengan air dingin. Namun, nyeri rematik bakal muncul bila seorang yang memang menderita penyakit ini mengalami perubahan suhu tubuh akibat cuaca atau air dingin tadi.

Nyeri rematik sangat banyak ragam penyebabnya. Di antaranya kurang tidur sehingga terjadi penumpukan asam laktat, penggunaan sendi berlebihan yang membuat terjadinya peradangan, atau peradangan oleh sebab lain seperti terlalu banyak berjalan, turun-naik tangga, sering jongkok-berdiri atau sebab lain, kelebihan asam urat pada jaringan atau persendian oleh infeksi virus.

Penyakit ini tidak bisa disembuhkan secara total. Meski begitu banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi penderitaan akibat rematik, di antaranya dengan menghilangkan gejala nyerinya, dan menyembuhkan peradangan atau pembengkakan akibat rematik. Untuk itu biasanya digunakan obat anti nyeri atau analgetik, anti radang atau inflamasi, di antaranya NSAID (non-steroidal anti-inflamatory drug), kortikosteroid, dan SAARD (slow-acting anti-rheumatic drug).

Rematik terkadang juga diobati menggunakan deksmetason (hormon) untuk mempengaruhi sirkulasi darah dan mengurangi gejala radang. Sayangnya, penggunaan obat-obatan tesebut dalam jangka panjang masih belum memuaskan karena menimbulkan efek samping. Untuk kasus-kasus rematik tertentu tindakan operasi atau fisioterapi terkadang diperlukan.

Jahe, sang primadona

Secara tradisional, dikenal pula beberapa cara untuk menghilangkan gejala nyeri rematik. Bisa dengan pengobatan dalam atau luar. Untuk pengobatan dalam, biasanya digunakan beberapa jenis tanaman yang mampu menghangatkan tubuh penderita. Cara ini dapat menghilangkan rasa nyeri dan menaikkan sirkulasi darah yang akan mengurangi udem (pembengkakan).  Pengobatan dari luar biasanya dengan cara memberi semacam lulur untuk menghangatkan bagian yang terasa nyeri. Dalam dunia tanaman obat tradisional dikenal cukup banyak tumbuhan yang berkhasiat menghilangkan nyeri rematik. Yang cukup terkenal adalah jahe, brotowali, akar pepaya gantung, dan gandarusa. Di antara keempatnya, jahe (Zingiber officinale Roxb.) masih menjadi primadona. Bahkan, tanaman ini sudah sampai pada tahap isolasi senyawa aktifnya, pengurangan senyawa kimia yang tak dikehendaki, hingga pengemasan dalam bentuk tablet berlapis gula.

Bagian berkhasiat dari tumbuhan obat ini adalah rimpangnya. Di dalamnya terkandung minyak asiri, 2 - 3%, yang memberi aroma khas. Rimpang jahe juga mengandung gingerol, berwarna merah dan memiliki rasa pedas, yang terbukti bersifat antiinflamasi dan analgetik. Dari hasil penelitian Dr. Morten Weidner, pakar biokimia di Institute of Drug Analysis Symbion Science Park, Kopenhagen, Denmark, terbukti jahe dari suatu daerah di Cina mengandung gingerol paling tinggi dibandingkan dengan jahe dari Afrika, India, dan Eropa.

Mekanisme kerja senyawa tersebut belum diketahui dengan pasti. Diduga karena bisa menghangatkan tubuh, sifat ini mencegah kambuhnya rasa nyeri dan mencegah inflamasi atau peradangan. Karenanya, penggunaan jahe sebaiknya sebelum timbul gejala nyeri.

Berdasarkan penelitian, ekstrak rimpang jahe juga dapat merangsang migrasi leukosit sehingga bisa meningkatkan daya imun tubuh. Pemberian ekstrak ini meningkatkan interleukin-ibeta dan macrophage. Dengan demikian hasil penelitian tersebut memperkuat jahe sebagai tanaman yang berkhasiat antiradang.

Jahe juga diduga mengandung zat penenang, karena berdasarkan penelitian, rimpangnya mempunyai anxiolytic effect (efek menghilangkan kecemasan). Jahe pun bisa menekan sakit kepala. Dengan begitu proses pengobatannya ikut terbantu.

Sayangnya, selain memiliki senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, jahe juga mengandung bahan merugikan yang dinamai shogaol. Senyawa ini bisa mengakibatkan iritasi lambung, sehingga tidak menguntungkan bila dikonsumsi oleh penderita yang juga mengalami gangguan pada lambung.

Melawan radang