Masih ingat dengan sabak? Mereka yang lahir sebelum tahun 1970-an tentu mengenal peranti ini. Berbentuk seperti papan, sabak digunakan untuk mencatat. Hanya saja, begitu penuh ya terpaksa dihapus lagi. Kini, sabak modern tak perlu menghapus lagi tulisan kala papan penulisnya sudah habis. Bahkan, kemampuannya tak hanya untuk menulis. Tentu namanya bukan sabak lagi. Tablet!
Sebenarnya tablet sudah muncul beberapa tahun silam. Cuma bentuknya masih malu-malu. Masih berbentuk notebook. Hanya saja layar bisa diputar sedemikian rupa sehingga antara CPU dan layar bisa ditangkupkan dan kita bisa menulis layar menggunakan pena khusus. Harga tentu saja sangat mahal.
Lalu datanglah iPad buatan Apple yang begitu fenomenal. Pernah dalam kurun dua bulan saja penjualan iPad mencapai dua juta unit. Demam iPad juga melanda Tanah Air, meskipun Apple belum membuka "lapak" di sini. iPad telah menjadi ikon gaya hidup baru.
Namun belum juga lapak iPad dibuka resmi, beberapa produk tablet sudah mencuri start. Selama bulan Oktober 2010, sudah dua merek tablet yang diluncurkan untuk pasar Tanah Air. Dell mengeluarkan Dell Streak dengan layar 5" dan Samsung merilis Samsung Galaxy Tab dengan layar 7".
Kemunculan iPad menggaungkan kembali terminologi tablet dengan beberapa sentuhan isu baru sebagai penyesuaian dari gagasan tablet yang sebelumnya berkembang. Beberapa isu tersebut adalah:
- Dimensi alias form factor. Monoblok alias berbidang tunggal sudah menjadi rujukan umum. Tinggal berdebat soal luasannya. Ada yang 5", 7", atau lebih luas lagi 10". Kenyamanan dan bobot akan menjadi faktor penentu.
- Layar. Sudah wajib untuk tidak tergantung dengan peralatan lain, stylus misalnya. Sentuhan jemari manusia dianggap lebih praktis untuk digunakan menginput.
- Sistem operasi. Saat ini ada bermacam-macam sistem operasi yang digunakan pada tablet. iPhone OS digunakan iPad, Android digunakan oleh Galaxy Tab (Samsung), QNX pada PlayBook, MeeGo pada Nokia, dan lain-lain.
- Komunikasi. Tanpa terhubung ke Internet entah melalui WiFi atau koneksi data seluler, tablet seperti kembali ke sabak masa lalu. Agak aneh memang kalau digunakan untuk menelepon dengan menempelkan tablet ke telinga. Untuk keperluan ini maka dibutuhkan headset.
- Peranti multimedia. Dalam perkembangan mutakhirnya, multimedia adalah keharusan yang ada dalam tablet. Malah, agak melenceng dari ciri tradisionalnya, layar peranti ini cenderung lebih digunakan untuk menayangkan konten visual daripada gagasan sebagai layar yang banyak menerima input secara langsung.
- Aplikasi. Didukung dengan konektivitasnya, maka skema pembelian aplikasi tablet cukup matang. iPad memiliki 300.000 aplikasi di App Store. Android memiliki 90.000 aplikasi di Market-nya.
Nah, dengan beberapa isu tadi, pasar saat ini disesaki oleh bermacam-macam tablet. Beberapa di antaranya adalah seperti di bawah ini. Ada yang masuk pasaran Indonesia dan ada yang tidak.
- Samsung Galaxy Tab. Dengan sistem operasi Android. Layarnya 7". Desainnya berbasis ponsel sukses Samsung Galaxy S. Bulan ini diluncurkan dengan salah satu kontennya berupa isi dari majalah dan tabloid di kelompok Gramedia Majalah. Akan muncul layar yang lebih besar.
- Cisco Cius. Sepertinya akan lebih diarahkan untuk menjadi konsumsi kelas korporat, seperti core business Cisco selama ini.
- BlackBerry PlayBook. Hadir dengan sistem operasi QNX. Hardware-nya berkelas berat dengan CPU 1GHz dual core dan RAM 1GB.
- HP Slate 500. Sudah diumumkan sejak Januari 2010, baru pada bulan Oktober diluncurkan untuk pasar Amerika. Segmennya diarahkan untuk kalangan bisnis dan korporat.
- Dell Streak. Dengan layar hanya 5", produk ini merupakan salah satu tablet yang paling kompak dan lebih mirip ponsel pintar. Enaknya, gampang dibawa-bawa.
- Nokia 770. Dijalankan di atas sistem operasi khusus, Maemo. Dengan kompetensi dalam bidang ponsel, maka tawaran utama tablet ini adalah kapabilitas koneksi ke Internet.
- ASUS Eee Pad. Seri Eee cukup bertaji di segmen netbook. Versi tabletnya ini direncanakan hadir awal tahun 2011.
- Huawei S7. Peranti ini ditopang oleh prosesor 768 MHz Qualcomm Snapdragon, RAM 256 MB. Peluncuran di Indonesia sepertinya tinggal menunggu waktu.
- Toshiba Libretto. Seri Libretto sudah ada sejak akhir tahun 1990-an sebagai notebook mini. Kini hadir dalam bentuk tabet dengan mengusung sistem operasi Windows 7.
- Lenovo IdeaPad U1 Hybrid. Disebut convertible tablet karena layarnya bisa dicopot dari keyboard. Hadir tahun 2011.
- Archos 10.1. Perusahaan ini memang sudah lama fokus di peranti-peranti yang berjenis tablet. Seri ini akan ditulangpunggungi oleh Android 2.2.
- ViewSonic ViewPad 100. Dengan pengalamannya membuat layar monitor, tablet dari ViewSonic ini akan mempertaruhkan kualitas pada layar yang disokong oleh prosesor 1,6 GHz dan RAM 1 GB.
- Toshiba Folio 100. Ditopang dengan prosesor Nvidia Tegra yang ditujukan untuk menggenjot kinerja grafis pada peranti mobile.
Mana yang cocok untuk Anda? Teliti sebelum membeli!
(Adaptasi dari Intisari Extra Digital)