Pengelolaan uang - Muhamad Ichsan, konsultan Prime Planner
- Biasakan berpikir jangka panjang. Gaji kaum profesional di Indonesia umumnya lebih rendah dibanding kaum profesional di negara lain. Namun tingkat konsumsi mereka lebih tinggi. Seringkali bila ditanyakan 10-20 tahun kedepan, mereka tidak memiliki rencana bayangan. Jika kita ingin menyekolahkan anak di sekolah yang terbaik, selagi masih dalam kandungan, anggaran untuk sekolahnya sudah mulai ditabung.
- Nabung dulu, belanja belakangan. Umumnya kita justru berpikir malah sebaliknya. Belanja dulu ini-itu dan bilamana ada sisa baru ditabung. Cara berpikir demikian yang harus diputar 180 derajat, menabung adalah prioritas utama. Besarnya tabungan, saran Ichsan, paling tidak 10% dari hasil penghasilan bulanan. Jumlah persentase tentunya dapat ditingkatkan sesuai dengan tujuan jangka panjang yang ingin Anda capai. Tabungan harus dipisahkan di dalam rekening khusus dan sebaiknya disimpan di bank yang terpercaya namun sulit untuk diakses. Pilih yang kantor cabangnya jauh dari kantor kita dan yang antreannya panjang. Dengan demikian godaan memakai uang pun sirna.
- Bedakan kebutuhan dengan keinginan. BIlamana jika tidak ada mobil, kita tidak dapat bekerja, kita berhadapan dengan kebutuhan. Namun bilamana memilih BMW seri 5 untuk bekerja, kita berhadapan dengan keinginan. Hal demikian yang menuntut kita, agar tidak mudah terbujuk iklan. Sebagian besar produk yang ditawarkan iklan bukan kebutuhan melainkan keinginan.
- Dokumentasikan keuangan keluarga. Diharapkan catatan tersebut dapat memberi gambaran untuk kita dalam mengevaluasi anggaran belanja. Bilamana terjadi defisit anggaran, catatan tersebut yang akan membantu kita mengidentifikasikan biang keladi pengeluaran terlalu besar.
- Sesuaikan kemampuan. Jika terpaksa berhutang atau kredit, usahakan tidak melampaui kemampuan. Besar cicilan per bulan tak boleh lebih dari 30% dari penghasilan bulanan. Biasakan diri ke ATM seminggu sekali. Ambilah sejumlah uang dan gunakan untuk kebutuhan selama semingggu. Dengan cara ini, kontrol keuangan berjalan rapi.
- Jangan lupa bumbu. Poin pertama hingga kelima bila dijalankan terkesan monoton bagi sebagian orang dan terkesan pelit. Hidup harus sederhana, tapi tak ada selahnya sesekali minum kopi di starbucks atau berlibur bersama keluarga.
Membagi tabungan berdasatkan kebutuhan:
- Menabung untuk kebutuhan harian. Kegunaan utama menabung di bank adalah kita dapat menyimpan dana guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam bentuk tabungan. Bila dalam sebulan kita membutuhkan Rp 1 juta sebagai pengeluaran, kita simpan sejumlah itu dalam bentuk tabungan khusus untuk mengatur pengeluaran tersebut. Hal demikian membatasi pengeluaran yang tak terkendali. Bila ada 1 juta, kita akan habis 1 juta. Kita perlu membatasi jumlah tabungan untuk tujuan tersebut dan jumlahnya hanya sebesar kebutuhan bulanan saja.
- Menabung untuk dana cadangan yang sewaktu-waktu dibutuhkan. Dana cadangan merupakan simpanan khusus untuk mengantisipasi perihal diluar ekspektasi yang bersifat mendadak. Misalnya untuk biaya pengobatan.
- Menabung untuk jangka panjang. BIla Anda memiliki tujuan khusus seperti pendidikan, pensiun atau keperluan ibadah (naik haji). Anda perlu memiliki tabungan khusus untuk memenuhi tujuan itu. MIsalnya kita ingin menabung untuk dana pendidikan anak. Bila bunga tabungan saat ini 10%, maka sampai dengan tahun depan jumlah tabungan kita akan naik sekitar 10%
Membuat anak senang menabung:
- Belikan Celengan. Lakukan sosialisasi terus menerus mengenai manfaat menabung. Setiap kali mereka memiliki uang yang dapat disimpan, sarankan untuk segera dimaukkan ke dalam celengan. Tetapkan tujuan menabung. Perlu juga ditetapkan kapan waktu dipecah guna merealisasikan tujuan tersebut.
- Membeli sesuatu dari hasil menabung. Membeli mainan dari hasil anak menabung akan memotivasi anak untuk terus menabung.
- Membuka rekening. Setelah mengenal celengan sebagai alat untuk menabung, anak-anak perlu diperkenalkan pada rekenig tabungan. Dengan demikian anak dapat mengerti transaksi perbankan.
- Orangtua menjadi teladan. Pendidikan mengenai menabung akan lengkap tatkala orangtua dapat menjadi panutan dalam menabung untuk menyelesaikan masalah keuangan keluarga. Jika anak dilahirkan dalam keluarga yang tidak mengenal langkah menabung, maka sulit baginya memahami perjuangan untuk menahan keinginan tertentu guna mencapai tujuan lain. Hal inilah yang berakibat anak menjadi berpola pikir instan.