Find Us On Social Media :

Menunggu atau Mencipta?

By Agus Surono, Sabtu, 23 April 2011 | 14:27 WIB

Sekarang wirausaha sedang digalakkan. Kewirausahaan pun tidak lagi menjadi mata kuliah "basa-basi" pada Fakultas Ekonomi, tetapi sudah merembet ke kursus-kursus, seminar-seminar, bahkan ada yang sampai membuat universitasnya segala.

Cepat atau lambat Anda akan melakukan wirausaha. Motivasinya macam-macam. Bisa karena butuh penghasilan tambahan, bisa karena Anda merasa tertantang, bisa juga karena Anda merasa, tak ada satu pun orang di dunia ini yang bisa menjalankan usaha itu kecuali Anda.

Apa pun motivasi Anda, pertama-tama pelajari dulu bidang usaha apa yang ingin Anda terjuni. Untuk mendapatkan ilham, coba sering-sering membuka majalah atau tabloid ekonomi. Ada banyak sekali tulisan yang membahas tentang bidang-bidang usaha yang bisa Anda jalani, mulai dari usaha makanan dan minuman, sembako, sampai peternakan, perikanan, hingga agrobisnis.

Usaha apa yang bagus dan menguntungkan? Safir Senduk dalam Intisari Financial Planning memberi jawab, "Bidang usaha apa yang Anda pilih, tidak selalu menjamin bahwa Anda pasti akan berhasil. Ini karena keberhasilan sebuah usaha sering tergantung pada banyak faktor, dan tidak selalu pada pemilihan bidang usahanya."

Ada dua tipe orang yang membuka usaha. Pertama, orang yang menunggu datangnya kebutuhan. Sebagai contoh, di Jln. Cihampelas Bandung dulu banyak orang yang tertarik membuka usaha jual beli jins karena melihat kebutuhannya sudah ada. Tipe seperti ini biasanya tidak tertarik membuka usaha jual jins kalau dia tidak melihat apakah sudah ada toko lain yang menjual jins atau belum. Inilah wirausahawan kategori me too product, hanya saja dengan nama yang sedikit berbeda dan harga yang biasanya lebih murah.

Tipe kedua, orang yang membuka usaha dengan cara menciptakan kebutuhan karena dia melihat kebutuhannya belum ada, atau kalau sudah ada tetapi belum dirasa butuh. Misalnya, kesuksesan salah satu merek air mineral pertama di Indonesia. Padahal, dulu air mineral itu dijual lebih mahal daripada bensin. Berhubung si pengusaha air minum itu mau menciptakan kebutuhannya (melalui iklan maupun isu-isu di media massa), maka air mineral itu laris manis dan akhirnya dibuntuti oleh para pengekor.

Sayangnya, kebanyakan orang kita masih berada pada tipe karakter yang pertama. Saran saya, kalau mau jadi wirausahawan, jadilah wirausaha yang berani menciptakan kebutuhan walaupun Anda melihat kebutuhannya belum ada, atau kalaupun kebutuhannya ada tetapi orang belum merasakannya. Bangkitkanlah kebutuhannya. Bila mampu menjadi tipe wirausaha seperti ini, maka - boleh dibilang - Anda sudah menjadi wirausahawan sejati!