Penulis
Intisari-Online.com - Pada hari Minggu, 23 Juli 2017, Stacy Hurt terbang dengan Southwest Airlines dari Nashville ke Pennylvania untuk menjalani kemoterapi.
Dilansir dari Ntd.tv, tiga tahun lalu Hurt didiagnosis menderita kanker usus stadium IV .
Namun, Hurt tiba di Bandara Internasional Pittsburgh, Pennylvania tanpa kopernya.
Dia menghubungi pusat pelayanan pelanggan maskapai penerbangan yang telah digunakannya dan seseorang bernama Sarah Rowan yang menerima teleponnya.
(Baca juga: Cara Menambah Berat Badan Untuk Si Kurus, Coba 5 Langkah Manjur Ini)
(Baca juga:Sok Misterius tapi Tak Percara Diri, Inilah Beberapa Kebiasaan yang Bikin Seseorang Terus Menjomlo)
Pihak maskapai mengatakan kepada Hurtbahwa kopernya adapada penerbangan sebelumnya yang dialihkan dan dibatalkan.
Dengan demikian, koper itu mungkin baru datang malam atau keesokan harinya.
Hurt menjadi panik karena semua yang dia butuhkan untuk kemoterapi pada hari Senin keesokan harinya ada di dalam koper tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa di dalam kopernya ada obat yang bisa membantunya dengan efek samping kemoterapi dan juga barang-barang lain yang dia butuhkan.
Hurt mulai menangis dan menjadi sangat emosional.
Rowan, bagian call centerang menerima telepon Hurt, mengatakan bahwa dia akan mencari koperHurt. Bahkan apa yang dilakukan Rowan selanjutnya mengejutkan Hurt.
(Baca juga: Perempuan Misterius Ini Tak Kalah Cantik dari Cleopatra, Siapa Sebenarnya Sosok yang Juga Berpengaruh Ini?)
Rowan mencari alamat Hurt dan melaju dalam waktu 25 menit dari bandara ke tempat Hurt tinggal untuk mengantarkan kopernya secara pribadi pada pukul 3.30 dini hari.
Sebelum pergi, dia menuliskan sebuah pesan yang hangat untuknya.
"Stacy, Maaf untuk penundaan yang memperlambat kopermu kembali. Aku dan keluarga Soutwest-ku memikirkan tentang dirimu dan berharap yang terbaik untukmu. Kalahkan kanker itu. Dengan penuh cinta, Sarah."
Hurt menangis terharu melihat wanita muda itu membawakan kopernya tengah malam.
Ternyata Rowan teringat ayahnya saat mendengar cerita Hurt.
Ayah Rowan meninggal enam tahun yang lalu karena limfoma Hodgkin dan leukemia.
Saat melihat Hurt, Rowan teringat ayahnya dan merasa bahwa dia merasakan hubungan yang sangat kuat dengannya sejak awal.
Kemudian, Hurt menemukan Rowan melalui Facebook dan mereka mengatur pertemuan.
(Baca juga: Tak Ada yang Sulit Melalui Sebuah Ujian Bila Bersungguh-sungguh)