Find Us On Social Media :

Operation Urgen Fury, Ketika Navy SEAL yang Terkenal Jago Perang di Laut Justru Mati Konyol di Lautan

By Ade Sulaeman, Kamis, 8 Maret 2018 | 17:00 WIB

Intisari-Online.com - Pada Oktober 1983 di luar dugaaan terjadi krisis politik di Grenada tanpa terdeteksi oleh intelijen AS.

Krisis Grenada makin makin memanas setelah dipicu pembunuhan Perdana Menteri Maurice Bishop oleh pasukan pemberontak People Revolution Army (PRA).

Akibatnya nyawa ribuan warga AS di Grenada ikut terancam. Pemerintah AS kemudian segera mengirimkan kekuatan militer ke negara yang mulai dikuasai komunis itu.

Sejumlah pasukan khusus seperti Ranger, Delta Force, dan Navy SEAL diturunkan.

(Baca juga: Kisah Paranormal ‘Pengambil’ Harta Karun: Perang Batin Jika Harta Itu Tidak Boleh Diambil oleh Si Penunggu)

Seperti biasa SEAL mendapat tugas melancarkan pengintaian kawasan pantai, sabotase pangkalan militer , demolisi (penghancuran), dan tugas yang sebenarnya bukan porsi SEAL.

Yakni melaksanakan evakuasi sejumlah pejabat penting. Sesuai rencana SEAL akan disusupkan melalui udara dan laut.

Operasi awal SEAL dimulai pada 25 Oktober 1983 dengan target menyusup ke kawasan bandara Point Salines dan memandu pasukan yang kemudian datang menyerbu, yaitu Rangers.

Untuk menyusupkan SEAL, rencananya sejumlah personel dari Team SEAL 6 akan diterjunkan dari C-130 Hercules ke laut dan setelah itu bergerak menyusup menuju daratan.

Pada hari H di tengah kegelapan malam pesawat C-130 terbang pada ketinggian 500 kaki (sekitar 152 meter) dan tak lama kemudian SEAL melompat keluar.

Meskipun telah menjalani latihan khusus, penerjunan pada malam hari dan mendarat di air laut bergelombang besar itu ternyata memberi masalah bagi SEAL.

Akibat banyaknya perangkat tempur yang harus dibawa, empat SEAL justru terjerat parasut dan hilang tenggelam.