Penulis
Intisari-Online.com - Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga.
Itu guyonan lama yang masih sering terdengar hingga kini.
Memang, siapa, sih, yang enggak kepingin hidup (dan mati) senikmat itu?
Menjadi kaya barangkali merupakan mimpi standar orang dewasa.
(Baca juga: Begini Rupa 5 Bongkahan Emas Terbesar di Dunia, Beratnya bahkan Mencapai Puluhan Kilogram!)
Imaji tinggal di rumah berlantai marmer impor dari Italia, berendam di bath tub seharga ratusan juta perak, naik limosin Hummer keliling kota, saban tahun wisata kuliner ke pojok-pojok bumi, serta mendapat pelayanan ekstra istimewa dari bank langganan, jelas begitu menggoda.
Siapa yang berani menampik anugerah hidup seperti itu?
Sayang sekali, menjadi kaya bukan garis hidup otomatis bagi semua orang.
Kebanyakan dari kita harus berjuang ekstra keras agar bisa kaya.
Namun tak semua orang masu tekun, sabar, dan gigih mengejar mimpi menjadi kaya.
Mungkin karena itu pula banyak orang tergoda untuk kaya secara “instan”.
Kalau tak menghimpun uang haram sebagai modal menumpuk harta, mereka mengandalkan utang sebagai senjata memupuk kekayaan.
Bagi mereka kaya adalah harta. Semakin banyak harta yang mereka kuasai, semakin mereka merasa kaya. Benarkah cara pandang seperti itu?
(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)
Kalau Anda bertanya kepada para perencana keuangan, tentu mereka akan menjawab kompak: tidak!
Di dunia keuangan berlaku sebuah rumus ampuh: Harta = Utang + Modal. Banyak orang mengira bahwa status kaya identik dengan Harta sehingga mereka memupuk harta, apa pun caranya.
Itu anggapan salah.
Status kaya ditidak ditentukan di sisi Harta, melainkan pada sisi Modal.
Mungkin Anda bergelimang harta: menghuni townhouse berharga puluhan miliaran dan mengendarai sedan cabriolet saban sore.
Namun, Anda bukan orang kaya apabila membiayai semua itu dengan utang.
Sebaliknya, Anda berhak mengklaim sebagi orang kaya walau cuma menunggangi bebek matik, selama semua harta Anda beli dengan uang sendiri.
Kesalahan mengidentifikasi status diri sendiri ini bisa berakibat fatal.
Orang yang “kaya” dari utang bisa melarat tiba-tiba ketika gagal membayar angsuran.
Jadi, apakah Anda termasuk golongan orang yang kaya modal atau kaya utang? (Hasbi Maulana)
(Baca juga: (Foto) Mayat-mayat Ini 'Dihidupkan' Kembali Justru dalam Acara Pemakamannya, Aneh Sekaligus Mengerikan!)
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul ‘Meski bergelimang harta, jangan buru-buru merasa sebagai orang kaya. Ini sebabnya!’