Penulis
Intisari-Online.com -Penduduk sebuah desa terpencil di Sumatera Utara yang ketakutan dengan kabar munculnya makhluk jadi-jadian telah membunuh seekor harimau sumatera langka pada Minggu (4/3).
Harimau langka itulah yang mereka pikir sebagai makhluk jadi-jadian yang mereka takuti itu.
Setelah dibunuh, bangka si kucing besar yang terancam punah dan penuh darah itu difoto.
Dalam foto itu tampak bangkai binatang itu tergantung di sebuah balok yang menutupi ruang pertemuan umum di Hatupangan, Batang Natal, Mandailing Natal, Sumatera Utara.
(Baca juga:Banyak Hal yang Belum Kita Ketahui tentang Harimau Sumatera)
“Sayangnya mereka tidak mau mendengarkan. Mereka bersikeras untuk membunuh harimau malang tersebut,” ujar Hotmauli Sianturi, kepada badan konservasi sumber daya alam, kepada Sky News.
Setelah membunuh binatang itu, lanjutnya, penduduk itu menggantungnya untuk dipajang. Hotmauli sangat menyesalkan kejadian itu.
Pihak berwenang yang menyelidiki kasus tersebut telah menemukan fakta bahwa harimau tersebut telah kehilangan taring, cakar, dan kulit wajahnya, juga ekornya.
Menurut laporan Reuters, bagian-bagian tubuh yang bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan itu telah dijual di pasar gelap.
Para aktivis mengatakan, harimau tersebut telah berkeliaran di daerah tersebut selama lebih dari sebulan dan telah melukai satu orang sebelum diburu dan dieksekusi.
“Harimau itu sedang tidur di bawah sebuah rumah panggung milik penduduk ketika orang-orang memukulnya berulang-ulang dan menusuknya dengan tombak,” tutur Lion Muslim Nasution, seorang pejabat lokal di Batang Natal, kepada The Jakarta Post.
Serangan yang terjadi pada hari Minggu itu dilaporkan membuat dua penduduk desa terluka parah.
(Baca juga:Kisah Satu Keluarga di Brasil yang Hidup Rukun Bersama 7 Harimau di Rumahnya)
Sebelumnya, sudah ada peringatan berulang-ulang dari pejabat balai konservasi untuk meninggalkan harimau itu sendirian.
Lion Muslim mengatakan, penduduk setempat tahu status harimau yang terancam punah itu. Tapi mereka lebih percaya dengan desas-desus bahwa ada makhluk jadi-jadian yang bersembunyi di desa mereka.
Keyakinan mereka semakin kuat ketika melihat ukuran tubuh harimau itu lebih besar dari harimau-harimau lainnya.
Lepas dari itu semua, seperti dilaporkan World Wildlife Fund, hanya ada sekitar 400 harimau sumatera yang tersisa di alam liar.
“Di Indonesia, orang yang tertangkap berburu harimau bisa terancam hukuman penjara dan denda yang besar,” sebut organisasi tersebut.
“Namun, meski ada upaya konservasi harimau yang masif—termasuk memperkuat kapasitas penegak hukum—pasar gelap untuk menjual bagian-bagian tubuh harimau masih cukup besar di Sumatera dan di wilayah Asia lainnya.”
Hotmauli, dilansir dari Reuters, mengatakan bahwa para pejabat akan pihak berwenang akan membuktikan bahwa beberapa bagian tubuh harimau itu telah dijualbelikan.
“Kami menjelaskan kepada penduduk desa bahwa harimau itu adalah hewan yang terancam punah,” katanya.
“Tapi mereka tidak menyukai cara kami untuk menangani persoalan tersebut.”
Masih menurut laporan Reuters, kepolisian di Asia Tenggara telah menemukan sejumlah harimau yang terbunuh dalam beberapa bulan terakhir. Sebagian besar disebabkan oleh konflik dengan para petani lokal.
Di Kalimantan, petugas telah menahan setidaknya dua orang untuk dua insiden yang terpisah. Mereka diduga terlibat dalam pembunuhan seekor orangutan.