Penulis
Intisari-Online.com -Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tidak terpisah dengan sempurna ketika zigot berada dalam rahim.
Sehingga ada bagian tubuh keduanya yang bersatu. Kasus kembar siam diperkirakan satu berbanding 200.000 kelahiran.
Hanya lima sampai 25 persen dari mereka yang bisa bertahan. Dan 75 persen di antaranya berjenis kelamin perempuan.
Di dunia, kasus bayi kembar siam sudah beberapa kali terjadi dan menyedot perhatian masyarakat luas.
Bahkan pernah terjadi di Indonesia. Berikut lima kasus bayi kembar siam yang paling dikenang.
Ladan dan Laleh Bijani
Kedua gadis asal Iran ini dijuluki ‘Bayi Kembar yang Original’. Ladan dan Laleh lahir pada tanggal 17 Januari 1974. Sejatinya, keduanya memiliki bagian tubuh yang sempurna. Namun bagian kepalanya menyatu karena hanya memiliki satu buah otak saja.
Anak pasangan Dadullah dan Maryam Bijani ini pernah mencoba melakukan operasi pemisahan. Namun menurut dokter asal Jerman pada tahun 1996, operasi tersebut terlalu berisiko.
Tahun 2002, Ladan dan Laleh sepakat melakukan operasi di Rumah Sakit Raffles, Singapura. Dr. Keith Goh dan 28 dokter bedah akan berpartisipasi dalam operasi besar ini. Operasi dilakukan pada tanggal 6 Juli 2003 ketika usia Ladan dan Laleh 29 tahun.
Sayang, operasi yang baru selesai 2 hari kemudian, tepatnya pada tanggal 8 Juli 2003 tidak berhasil. Ladan meninggal di meja operasi pukul 14.30. 90 menit kemudian, Laleh menyusul saudarinya. Menurut dokter, selama operasi terjadi pendarahan yang sangat besar dibagian otak mereka.
(Baca juga:Misteri Suara Hati Si Kembar: Benarkah Tak Hanya Fisik, Tapi Nurani Mereka Juga ‘Kembar’?)
Abby dan Brittany Hensel
Jika Ladan dan Laleh memiliki satu otak tapi dua tubuh, maka Abby dan Brittany kebalikannya. Mereka mempunyai dua otak tapi satu tubuh. Keduanya lahir 26 tahun yang lalu pada tanggal 7 Maret 1990.
Wanita asal Amerika Serikat ini memiliki dua kepala, dua otak, dua paru-paru, tiga ginjal tapi hanya satu tubuh. Satu orang mengontrol bagian kiri tubuh dan satu lainnya mengontrol bagian kanan tubuh, namun tubuh mereka bergerak bersama-sama.
Kedua orang tuanya, Patty dan Mike Hensel tidak menginginkan operasi pemisahan. Sebab, risikonya hanya salah satu dari putri mereka yang akan hidup. Selain hanya memiliki satu buah tubuh, organ reproduksi dan sumsum tulang belakangnya juga hanya satu. Akhirnya, atas persetujuan bersama Abby dan Brittany akan hidup seperti ini.
Kekurangannya ini tidak lantas membuat Abby dan Brittany berkecil hati. Mereka mampu menyelesaikan kuliah di Bethel University di St. Paul pada 2012. Lalu berhasil tampil diLife MagazinedanThe Oprah Winfrey Show. Menariknya lagi, pada tahun 2012 keduanya punya acara sendiri yang diberi namaAbby & Brittany Show Series.
(Baca juga:Terkenal Sebagai Pasukan Khusus Kelas Dunia, Navy SEAL Ternyata Babak Belur Oleh Viet Cong)
Donnie and Ronnie Galyon
Kedua pria kelahiran 28 Oktober 1951 ini masuk dalam Guiness World Records sebagai kembar siam tertua di dunia pada Oktober 2014. Donnie dan Ronnie bersatu dibagian pangkal paha. Hingga menyebabkan keduanya memiliki satu organ reporduksi yang sama.
Anak pasangan Wesley dan Eileen Galyon ini tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Sehingga mereka mengalami buta huruf. Agar anaknya tidak minder, sang ayah membawa keduanya pada arena pertunjukkan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Dengan bantuan dua buah kursi roda yang dimodifikasi, keduanya bisa berjalan ke luar rumah.
Berkat itu semua, kehadiran Donnie dan Ronnie disadari warga Amerika. Mereka pernah tampil di acaraThe Jerry Springer Showpada 1997. Lalu dibuatkan film dokumenter olehDiscovery Channelpada 1998 danChannel Fivepada 2009.
Tahun 2009, Ronnie sempat mengalami infeksi paru-paru yang hampir menyebabkan nyawa keduanya dalam berbahaya. Namun, setelah dirawat intensif, Ronnie berhasil sembuh.
(Baca juga:(Foto) Bak Gudang Fashion, Inilah Lemari Seluas 65 Meter Persegi Milik Sosialita Asal Singapura)
Manar dan Islam Maged
Saat lahir ke dunia ini, bayi Manar menghebohkan pihak rumah sakit. Sebab, ia menderita penyakit langka yang bernamaCraniopagus Parasiticus. Artinya ia memiliki seorang kembaran yang memiliki kepala dengan tubuh belum berkembang. Sementara kembaran lainnya tumbuh sempurna. Di dunia, kasus ini hanya pernah terjadi tiga kali.
Manar, itulah nama bayi berusia 10 bulan ini. Sementara kembarannya, Islam, menempel di sisi atas tengkorak kepalanya. Manar memiliki organ lengkap manusia, sementara Islam memiliki otak tapi tidak mempunyai organ tubuh sama sekali. Tidak juga tangan ataupun kaki. Sehingga Islam bergantung sepenuhnya pada Manar.
Meskipun Islam tidak memiliki paru-paru dan jantung, kepalanya yang bersatu dengan Manar membuatnya bertahan. Ia mampu menangis ataupun tersenyum. Sayangnya, ini membahayakan hidup Manar. Sebab, satu jantung Manar tidak bisa menghidupi dua orang.
Atas saran dokter, keduanya melakukan operasi pada 19 Februari 2006 di kota Benha, Mesir. Selama 13 jam, Islam meninggal dunia sementara Manar selamat. Tapi karena infeksi pada otaknya, Manar tidak bisa bertahan. Empat bulan setelah operasi, ia menyusul kembarannya meninggal dunia.
Pristian Yuliana dan Yuliani
Inilah kasus kembar siam yang paling dikenang di Indonesia. Sebab, selain berhasil, ini menunjukan prestasi kedokteran Indonesia khususnya bedah saraf. Yuliana dan Yuliani lahir di Riau tanggal 31 Juli 1987. Anak dari pasangan Tularaji dan Hartini ini dempet kepala secara vertikal (craniopagus).
Beruntungnya pihak pemerintah Riau bersedia membantu operasi ini. Keduanya segera dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo di Jakarta. Operasi ini dipimpin oleh Prof. Dr. Raden Mas Padmosantjojo dan 41 dokter bedah lainnya pada tanggal 21 Oktober 1987.
Menurut dokter Padmosantjojo, Yuliana dan Yuliani hanya memiliki satu buah pembuluh darah sinus sagitalis. Inilah yang menjadi fokus utama. Selama 13 jam operasi, dokter Padmosantjojo berhasil membaginya menjadi dua.
Berkat itu semua, Yuliana dan Yuliani berhasil menjadi salah satu dari bayi kembar siam yang berhasil dipisahkan dan bertahan sampai detik ini. Kini, Yuliana berhasil lulus dari program doktor ilmu nutrisi di IPB Bogor sementara Yuliani lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.