Penulis
Intisari-online.com - Onan Hiroshi, komikus Jepang tiba-tiba terkenal di warganet Indonesia lewat karikaturnya yang menyindir proyek kereta api cepat Bandung-Jakarta yang dibangun oleh Presiden Joko Widodo.
Tak hanya dia saja yang karyanya mendapat berbagai reaksi dari orang banyak, dilansir dari berbagai sumber 7 seniman ini karyanya sempat menghebohkan dunia diantaranya karena menyindir pihak-pihak yang berkuasa.
Bahkan, ada dari mereka yang harus merasakan dinginnya penjara hingga mati di gantung karena karyanya.
1. Honore Daumier
Tahun 1832 ketika Prancis dipimpin oleh Louis Philippe, Daumier membuat karikatur yang bernama "The King as Gargantua (robot raksasa buatan Kerajaan Inggris)" yang dimuat dalam jurnal komik La Caricature.
Karya-karya tersebut dinilai membangkitkan kebencian dan penghinaan terhadap pemerintahan Raja, juga telah menyinggung perasaan Raja.
Karya tersebut mengirimkan Daumier ke penjara, hanya dia seorang dari semua seniman yang tergabung dalam La Caricature.
2. Young dan Minor
Young dan Minor adalah dua seniman yang karyanya tampil secara reguler di The Misa. Bulan Agustus 1917 Kantor Pos mencabut hak surat Misa.
Editor termasuk kartunisnya, diadili karena didakwa "berkonspirasi untuk menghalangi wajib militer".
Meski Young dan Minor tidak dipenjara, majalah Misa mereka dibekukan.
3. Philip Zec
Januari 1942, kartun karya Philip Zec yang diterbitkan di The Daily Mirror menggambarkan pelaut Inggris dengan wajah yang dioleskan minyak tergeletak di sebuah rakit. Zec juga menuliskan "Harga bensin telah meningkat satu sen."
BACA JUGA:Pulang Sekolah, Gadis Malang Ini Dicegat Anjing Lalu Diserang Sampai Tewas
Winston Churchill Sekretaris rumah Inggris, menyuruh penyelidikan untuk menemukan pemilik The Marine Daily Mirror karena menilai kartun itu menyarankan agar kehidupan pelaut dipertaruhkan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan minyak dan menurunkan moral angkatan bersenjata.
Ini menyebabkan "salah satu debat paling heboh di parlemen masa perang," padahal maksud pesan Zec yang sebenarnya adalah "Jangan sia-siakan bensin, harganya mahal."
4. David Levine
Lebih dari 30 tahun David Levine memimpin The Nation, namun di tahun 1984, 25 orang stafnya menuntut tidak ingin mempublikasikan sebuah karikatur Henry Kissinger dengan tulisan "mengacaukan dunia."
Staffnya yang keberatan mengungkapkan " Majalah progresif tidak memiliki bisnis dengan menggunakan lelucon pemerkosaan dan citra seksis untuk membuat titik bahwa Kissinger bersenang-senang dalam dominasi internasional. Kissinger adalah seorang pria, tapi dunia bukanlah wanita."
5. Bob Grossman
Pada tahun 2005 saat sebuah buku terbit dengan mengatakan Abe Lincoln mungkin gay, inspirasi muncul di kepala Bob Grossman.
Dalam benaknya ia menggambarkan babe Lincoln yang diterbitkan dalam The Nation.
Protes berdatangan, akktivis Gay dan orang-orang keberatan dengan asumsi Grossman bahwa "pria yang mencintai seorang pria benar-benar ingin menjadi wanita."
Grossman dengan rendah hati meminta maaf atas semua yang telah ia singgung.
6. Zapiro
Kartun ini muncul di The Sunday Times, Afrika Selatan, pada 7 Des 2008 menyebabkan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma merasa dipermalukan. Zuma bebas dari tuntutan pemerkosaan di tahun 2009 sebelumnya.
Zuma menuntut Times Media Group sebesar ($ 600.000) setara (Rp8 miliar).
Tapi Zapiro mengatakan kepada The Times bahwa dia berdiri sepenuhnya dibelakang karyanya dan pandangan yang ia ungkap di dalamnya. "Saya tidak akan membiarkan presiden mengintimidasi saya," katanya.
7. Der Sturmer
Setiap minggu Der Stumer tabloid nazi yang terkenal dengan slogan mastheadnya berbunyi: "Orang Yahudi adalah malapetaka kita", menggambarkan karikatur Yahudi yang kejam dan buruk di sampulnya.
Mereka menggambarkan orang Yahudi jelek, tidak bercukur, pendek, gemuk, meneteskan air liur, berhidung kait.
Setelah perang, Pengadilan Nuemberg menghukum 24 terdakwa, yang mewakili pimpinan lintas Nazi, dengan tuduhan melakukan kejahatan terhadap perdamaian, perang, dan kemanusiaan.
Jules Streicher editor mereka dinyatakan bersalah terutama atas karya "Hamba Setan Yehuda" Fips (1934) digantung, dan dikremasi di Dachau.