Masaharu Homma, Jenderal Jepang yang Bijak Tapi Dihukum Mati Hanya Demi Puaskan Nafsu Balas Dendam AS

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com - Dalam sejarah militer Jepang, Masaharu Homma dikenal sebagai jenderal yang bijak dan tidak begitu menyukai kekejaman dalam peperangan.

Jenderal penakluk AS di Filipina yang mengakibatkan Jenderal MacArthur harus diungsikan ke Australia ini dilahirkan di Honshu tahun 1887.

Homma lulus dari Akmil tahun 1907. Ia kemudian ditugaskan sebagai peninjau militer bersama pasukan Inggris di palagan dalam PD I.

Tahun 1922-25, Homma ditempatkan di India, lalu menjadi ajudan Pangeran Chichibu, adik Kaisar Hirohito.

(Baca juga: HIV Belum Ada Apa-apanya, Ini 10 Virus Paling Mematikan di Dunia)

Homma menjadi anggota delegasi Jepang dalam perundingan pelucutan senjata di Geneva tahun 1932.

Dalam penugasan operasional di China, Homma dengan pangkat letnan jenderal memimpin Divisi ke-27 dan memblokade konsesi asing di Tientsin (Tianjin) serta melakukan perundingan dengan Inggris (1939).

Tatkala PD II pecah, Homma sebagai Panglima Tentara Keempat-belas memimpin invasi terhadap Filipina dan melakukan pendaratan awal di Luzon Utara pada 22 Desember 1941.

Dengan cepat ia merebut Manila, namun usahanya menghancurkan pertahanan Amerika di Semenanjung Bataan tersendat.

Meski begitu, ketika logistik musuh menyusut, Homma berhasil membuat panglima Sekutu, Jenderal Wainwright akhirnya menyerah dan seluruh Filipina dikuasai Jepang.

Tetapi Homma diberhentikan oleh atasannya karena dianggap terlalu lamban dalam mengakhiri perlawanan Amerika serta kurang kejam terhadap orang Filipina.

Pada Agustus 1942 ia pun terpaksa mundur dari tentara.

Setelah diberhentikan, terjadilah apa yang dinamakan Mars Kematian (Death March), tatkala ribuan tawanan Amerika dan Filipina dipaksa berjalan jauh menuju kamp-kamp tawanan sehingga banyak yang tewas.

(Baca juga: Tragisnya Kisah Hidup Collen Stan, Ia Diculik, Diperkosa, dan Disekap dalam Peti Mati Selama 7 Tahun)

Tragisnya, seusai perang Homma ditangkap oleh tentara pendudukan Amerika dan dituduh bertanggung jawab terhadap Death March.

Meskipun Death March yang terjadi sebenarnya bukan atas perintahnya lagi.

Ia diadili di Manila dan dihukum mati di depan regu tembak pada 3 April 1946 setelah permintaan bandingnya ke Mahkamah Agung AS ditolak.

Seperti Yamashita, Panglima Jepang di Asia yang juga dihukum mati militer AS.

Homma pun hanya menjadi korban balas dendam militer AS.

Padahal Jenderal Homma dikenal dengan sikap politiknya yang moderat.

Dia menentang ekspansionisme Jepang di China, dan sebagai pemimpin militer dinilai memiliki kemampuan, cerdas, serta pemberani.

(Baca juga: Bikin Ngakak! Editan Photoshop Terhadap Pasangan Ini Sungguh Kelewat Batas!)

Artikel Terkait