Find Us On Social Media :

Pemindaian Otak Ungkap Kenapa Orang-orang Menjadi Lebih Pemarah saat Minum Minuman Keras

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 14 Februari 2018 | 14:45 WIB

Intisari-Online.com - Pemindaian otak mengungkapkan alasan sebenarnya mengapa dua vodka limun bisa membuat kita lebih agresif, lebih pemarah dari sebelumnya.

Para ilmuwan di Australia melakukan pemindaian MRI pada sukarelawan untuk mencoba mempelajari lebih lanjut tentang korelasi kuat antara kebiasaan mengonsumsi alkohol dan perilaku agresif.

Peneliti memberi sekelompok pemuda yang terdiri atas 50 orang dua minuman yang mengandung vodka, limun, dan air tonik.

Sementara beberapa yang lain diberi minuman plasebo tanpa alkohol.

(Baca juga: Menurut Penelitian di Amerika, Pencandu Alkohol yang Merokok Ganja Punya Hati yang Lebih Sehat)

Pemindaian otak pada mereka menunjukkan perbedaan mencolok antara kedua kelompok di area otak yang mengendalikan agresifitas, yaitu korteks prefrontal.

Pada mereka yang diberi dua sloki vodka, korteks prefrontal mereka terbukti tidak rata, sementara mereka yang minum minuman plasebo tetap tidak berubah.

Seperti  dipublikasikan di jurnal Cognitive, Affective & Behavioural Neuroscience disebutkan bahwa korteks prefrontal bertugas “mengerem” perilaku agresif.

Ini artinya alkohol bisa mengurangi kemampuan otak kita untuk menghentikan perilaku yang bisa memicu agresi.

Menurut temuan University of New South Wales, seperti dilansir dari New York Post, konsumsi alkohol secara berlebihan diketahui berperan pada 35 persen hingga 60 persen kejahatan.

Dalam pemindaian itu, kelompok yang diberi alkohol juga diprovokasi bahwa mereka akan bersaing dalam tugas dan situasi yang kompetitif.

(Baca juga: Bagi Ilmuwan NASA, Meletusnya Gunung Agung adalah Berita Bahagia Bagi Kehidupan Umat Manusia)

“Area ini (korteks prefrontal) dapat mendukung perilaku yang berbeda, seperti perdamaian melawan agresi, tergantung pada apakah seseorang itu sadar atau mabuk,” ujar ilmuwa Dr. Thomas Denson yang memimpin penelitian.

Denson juga mengatakan bahwa penelitian semacam itu “Pada akhirnya dapat secara substansial mengurangi bahaya terkait alkohol dan efeknya.”

Studi ini berharap ada penelitian lebih lanjut yang secara substansial yang bisa mengurangi bahaya alkohol.