Intisari-Online.com - Untuk memeriahkan acara Olimpiade Musim Dingin di Korsel (8-25/2/2018), Korut selain mengirimkan adik perempuan Kim Jong Un, yakni Kim Yo Jong (30) sebagai “duta perdamaian” juga mengirimkan sebanyak 229 gadis cheerleaders.
Para gadis cheerleaders yang merupakan para wanita muda terpilih ini semuanya cantik dan seksi.
Rata-rata berumur di bawah 20 tahun, berprofesi sebagai mahasiswi dan dari kalangan orang kaya, minimal memiliki tinggi badan 165 cm, dan sudah teruji keloyalannya terhadap pemerintah komunis Korut.
Tugas mereka bagi Korut sangat penting, yakni mendukung dan memberi semangat kepada atlet-atlet Korut yang sedang bertanding agar menang.
(Baca juga: Kesulitan Perbaiki Jet Tempur Kiriman Isreal, Para Teknisi TNI AU Terpaksa Gunakan Kepala Kerbau)
Tapi meskipun para cheerleaders Korut ini tampak ceria, ramah, dan bersahabat, mereka dijaga ketat para pasukan pengawal Korut dan tidak boleh bicara dengan warga Korsel.
Mereka juga tidak boleh bicara kepada para wartawan meski para awak media berusaha setengah mati untuk minta komentar.
Tugas utama pasukan Korut yang mengawal para cheerleaders adalah menjaga mereka tetap “steril” dan tidak terpengaruh dengan situasi serta kondisi di Korsel.
Ketika sudah pulang ke Korut pun para gadis cheerleaders itu pun dilarang keras bercerita tentang apa saja yang pernah dilihat di Korsel.
Pada tahun 2006, ada salah satu anggota cheerleaders Korut yang nekat bercerita tentang kondisi Korsel.
Tanpa ampaun, dia langsung ditangkap oleh aparat militer serta dijebloskan ke penjera bersama keluarganya.
Tidak hanya itu dalam penampilan mereka sebagai cheerleaders semua gerakan tubuh termasuk “goyangan-goyangan erotis” tidak boleh salah sedikit pun.