Penulis
Intisari-Online.com - Negara serumpun Indonesia, Malaysia, menjadi negaratertinggi yang mengunggah dan mengunduh foto dan visual pornografi anak di Asia Tenggara.
Jumlah anak yang menjadi mangsa pelaku yang berteman secara online juga kabarnya meningkat dengan cepat.
Banyak orangtua Malaysia membiarkan anak-anak mereka menggunakan handphone tanpa memonitornya, dan lebih dari 60% anak menghabiskan waktu di chatroom online setiap hari.
Dilansir dari The Star, hampir 20 ribu alamat IP di Malaysia mengunggah dan men-download pornografi anak, negara tersebut menempati urutan teratas di Asia Tenggara dalam hal ini.
Asst Comm Ong Chin Lan dari Divisi Investigasi Seksual, Wanita dan Anak-Anak Malaysia, dalam sebuah seminar tentang "Perlindungan Cyber ??untuk Anak-anak" membeberkan temuannya.
Berdasarkan data yang diberikan oleh polisi Belanda yang berbasis di Malaysia pada tahun 2015, sekitar 17.338 IP Alamat yang terlibat dalam pornografi anak berasal dari Malaysia.
ACP Ong juga menunjukkan data bahwa sebelum tahun 2014, rata-rata 60 anak setahun diserang secara seksual oleh pelaku yang mereka berteman melalui Internet.
Angka tersebut meningkat menjadi 184 pada tahun 2015, 183 pada tahun 2016, dan per Mei 2017 menjadi 117.
BACA JUGA:Inilah Daftar 7 Kota Paling Layak Huni di Indonesia! Adakah Kota yang Anda Tinggali?
Diketahui bahwa sekitar 51% anak berusia antara 13 dan 15 berteman dengan pelaku melalui aplikasi messaging WeChat, Facebook, WhatsApp dan Beetalk.
Berdasarkan sebuah penyelidikan oleh Malaysian Communication and Multimedia Commission (MCMC) anak-anak antara 10 dan 17 pada tahun 2015, 91,6% di antaranya memiliki handphone sebelum usia 15 tahun sementara 88,5% memiliki akun Facebook atau media sosial lainnya.
Sedangkan hanya 35,6% orang tua yang memantau aktivitas anak-anak mereka.
Tokoh lain juga mengungkapkan tren yang mengkhawatirkan dimana 60% anak perempuan dan 40% anak laki-laki akan terus bertemu dengan orang-orang yang mereka berteman secara online.
Chen Pei Ling dari organisasi non-pemerintah PS The Children mengungkapkan selama seminar bahwa dari 10 anak yang disurvei oleh kelompok tersebut, tiga mengaku telah bertemu dengan "pacar" yang belum pernah mereka temui sebelumnya.
Angka dari United Nations Children's Fund (Unicef) menunjukkan lebih dari 60% anak-anak atau remaja menghabiskan waktu di chatroom online setiap hari.
Sedangkan Sekitar tiga dari empat anak bersedia menukar informasi mereka untuk "barang dan jasa".