Find Us On Social Media :

Kunjungan Presiden ke Afghanistan, Antara 'Kenekatan' Jokowi dan Profesionalisme Paspampres

By Ade Sulaeman, Rabu, 31 Januari 2018 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com - Sejumlah Presiden AS seperti George Bush dan Barrack Obama pernah mengunjungi Afghanistan secara rahasia untuk memberi semangat kepada pasukan AS yang sedang bertempur di Afghanistan.

Tapi kunjungan Presiden AS ke Afghanistan itu sangat dirahasiakan dan tertutup serta hanya orang-orang tertentu saja yang tahu.

Tujuan kerahasiaan itu adalah demi menjamin keselamatan Presiden AS.

Kunjungan Presiden AS itu tentu saja sangat berbeda jauh dibandingkan saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beserta rombongan “nekat” berkunjung ke Afghanistan secara resmi pada Senin (29/1/2018).

(Baca juga: Daripada Ditangkap dan Disiksa, Banyak Mantan Anggota Tjakrabirawa yang Lari ke Thailand untuk Jadi Biksu dan Petani)

Sebelum berkunjung ke Afghanistan, Presiden Jokowi yang bertolak dari Bangladesh mengumumkan niat berkunjung itu secara terang-terangan.

Presiden Jokowi bahkan masih menegaskan niat kunjungannya ke Afghanistan itu meskipun menjelang kunjungan Presiden RI ketujuh itu, serangan bom mobil telah melanda Aghanistan dan menewaskan lebih dari 100 orang.

Ada alasan psikologis kenapa Presiden Jokowi harus berkunjung ke Afghanistan yang membutuhkan mental dan keberanian luar biasa itu.

Pertama, sebagai orang Jawa, Jokowi merasa sayang jika tidak “mampir” ke Afghanistan mengingat jarak antara Bangladesh dan Afghanistan sudah tidak jauh lagi.

Kedua, sepak terjang Jokowi dalam melaksanakan tugas kepresidenannya sangat terinspirasi oleh sepak terjang yang pernah dilakukan oleh Presiden Soekarno (Bung Karno), yang selalu gigih mengkampanyekan perdamaian dunia.

Bung Karno secara relegius memilik prinsip “jika Tuhan sedang berkehendak memakai saya, maka saya akan selalu dilindungi dan selamat”.

Selain itu, Bung Karno juga pernah berkunjung ke Afghanistan pada bulan Mei tahun 1961.