Ibu, Lakukan Ini Bila Ingin Anak Laki-laki Anda Tumbuh Jadi Orang yang Bertanggung Jawab

Moh Habib Asyhad

Penulis

Mendidik si kecil jadi sosok yang bertanggung jawab tidak semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan keuletan, kesabaran, juga pola asuh yang tepat.

Intisari-Online.com -Siapa sih yang tidak ingin anak laki-lakinya tumbuh jadi orang yang bertanggung jawab kelak di kemudian hari?

Meski begitu, mendidik si kecil jadi sosok yang bertanggung jawab tidak semudah yang dibayangkan.

Dibutuhkan keuletan, kesabaran, juga pola asuh yang tepat.

Dilansir dari Nakita.id, berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjadikan si kecil sosok pria bertanggung jawab kelak.

(Baca juga:Seorang Pemimpin Tugasnya Ya Bertanggung Jawab dan Menyelesaikan Apa yang Ia Perintahkan)

1. Bantu ia mengelola emosinya

“Stereotip yang beredar di luar tentang pria adalah sosok yang tegar dan terkendali, serta tidak pernah memperlihatkan perasaan,” kata Christine Nicholson, PhD, psikolog yang banyak menangani terapi untuk remaja di Kirkland, Washington.

Studi menunjukkan, kebanyakan orangtua lebih sering bertanya pada anak perempuan tentang apa yang dirasakan dibandingkan kepada anak laki-lakinya.

Hasilnya? Anak laki-laki akan cenderung malu memperlihatkan emosinya.

Maka dari itu, mereka akan tumbuh menjadi pria yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik, sehingga sulit menjalin relasi dengan orang lain.

Ajari mereka untuk mengekspresikan perasaan dan beri dukungan saat ia melakukannya.

“Anak laki-laki cenderung berfokus pada masalah, bukannya emosi,” kata Dan Kindlon, PhD, salah satu pengajar di Harvard School of Public Health.

Setelah itu, ajak ia mencari solusi untuk menyelesaikan masalah sekaligus membuat perasaannya lebih baik.

(Baca juga:Sering Terbangun di Malam Hari? Ingat-ingatlah, Sebab Itu Gambarkan Kondisi Emosi dan Kesehatan Anda)

2. Ajarkan empati

Memiliki empati yang besar membuat anak laki-laki dapat memahami orang lain dengan lebih baik, sehingga pada akhirnya mereka akan menjadi teman, suami, dan ayah yang baik di masa depan.

Studi dari University of Michigan memperlihatkan, 40% mahasiswa sekarang memiliki kadar empati yang lebih kecil dibandingkan mahasiswa 20 tahun lalu.

Dua penyebab utamanya, menurut ahli, adalah permainan video yang penuh adegan kekerasan sehingga anak tidak dapat memahami rasa sakit yang diderita orang lain.

Yang perlu orangtua lakukan adalah mendorongnya untuk menempatkan dirinya dalam posisi orang lain.

Contoh, saat ia bercerita betapa lucunya seorang teman sekolah yang terpaksa pulang tanpa sepatu karena sepatunya disembunyikan teman-teman lain, kita bisa bilang, “Bayangkan kalau kamu yang dijahili oleh teman-teman seperti itu. Apakah kamu merasa lucu saat harus pulang tanpa sepatu?”

Memang, butuh waktu untuk mengajari mereka berpikir dengan sudut pandang orang lain.

Meski begitu, orangtua yang tidak menyerah akan melakukan apa pun untuk membentuk anaknya jadi sosok yang bertanggung jawab.

(Baca juga:3 Pilot Israel Berhati Mulia, Nekat Caci Maki Kebijakan Pemerintah Sendiri, 'Orang Yahudi Harus Berempati dan Bermoral')

3. Kuatkan keyakinannya

Pria yang yakin dengan kemampuan dan kualitas dirinya bukan berarti ia sombong dan narsis.

Itu berarti dia merasa percaya diri, mampu, dan berharga di mata orang lain.

Oleh sebab itu, orangtua jangan terbiasa memberi janji palsu atau melebihi apa yang telah ia capai.

“Lebih baik pujilah usahanya ketimbang bakatnya,” kata Shari Young Kuchenbecker, PhD, Asisten Profesor di bidang Psikologi dari Chapman University di Orange, California.

Studi dari Columbia University memaparkan, anak-anak akan merasa lebih puas dan lebih siap menghadapi tantangan bila mereka diberi pujian atas apa yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas.

Jadi, biasakan bilang, “Kerja yang bagus!” ketimbang “Ibu bangga padamu, Nak!”

(Baca juga:Nenek Sumilah yang Diusir Keluarganya Ini Menjual 3 Jaritnya Demi Beli Susu untuk Bayi yang Hendak Dibuang Ibunya)

4. Tanamkan rasa hormat pada orang lain

“Anak laki-laki yang tumbuh didampingi sosok yang tegas, mematuhi aturan, dan berinteraksi dengan cara yang baik, akan belajar bagaimana memperlakukan orang lain dengan hormat,” kata Michael Gurian, penulis buku The Purpose of Boys.

Sifat menghormati orang lain ini akan terus dibawanya hingga dewasa, dan hal ini akan menunjukkan bagaimana anak laki-laki tumbuh menjadi pria yang bertanggungjawab.

Orangtua harus menetapkan aturan di rumah soal cara bicara atau berperilaku yang baik, serta terapkan konsekuensi dengan tegas.

“Bila ibu terlalu memanjakan anak dan tidak tega menegurnya saat berperilaku kurang sopan, lama kelamaan anak cenderung meremehkan aturan yang telah ditetapkan. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang manja dan tidak pedulian,” kata Gurian.

Jangan lupa, orangtua di pun harus memberi contoh yang baik, ya!

5. Perlihatkan rasa sayang kepada mereka

Saat masih kecil, anak laki-laki biasanya masih senang jika dipeluk dan dicium.

Tapi saat beranjak besar, ia mungkin tidak ingin diperlakukan seperti itu lagi.

(Baca juga:Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Begini Cara Kakek 68 Tahun Bertahan Hidup)

Namun, jika Mama ingin ia menjadi pria yang penuh kasih sayang, cobalah cari cara untuk mengungkapkan rasa sayang pada anak, meski ia tampak gengsi untuk mengakui rasa senangnya.

Yang perlu orangtua lakukan, bila ia mulai merasa malu ketika ibunya memeluknya di depan teman-temannya, gantilah dengan membelai kepalanya sebelum ia tidur.

Atau, beri pelukan sejenak saat ia tampak kecewa.

Begitulah, semoga anak-anak laki-laki Anda kelak menjadi sosok yang bertanggung jawab dan menjadi kebanggaan kita semua.

Artikel Terkait