San Francisco Pernah Dilanda Gempa Dahsyat Seluruh Kota Nyaris Luluh Lantak

Ade Sulaeman

Penulis

Gerakan gempa itu seperti gelombang-gelombang air laut dan bunyinya gemuruh bak mesin gilas.

Intisari-Online.com - Sekitar 112 tahun lalu, pada 18 April 1906, kota San Fransisco di California, AS, luluh lantak akibat gempa dahsyat.

Orang pertama yang menyaksikan guncangannya adalah seorang pria bernama Clarence Judson.

Pagi hari itu, dia baru keluar dari air laut setelah berenang-renang di pantai Pasifik.

Sembari sempoyongan karena tanah yang dipijaknya bergoyang-goyang, dia melihat bagaimana tiba-tiba tanah pantai bergelombang mengalun ke arah daratan.

(Baca juga: Gempa Jakarta: Benarkah Hewan Mampu Memprediksi Terjadinya Gempa?)

Gerakan gempa itu seperti gelombang-gelombang air laut dan bunyinya gemuruh bak mesin gilas.

Sementara itu di pusat kota, seorang polisi bernama Jesse Cook juga menyaksikan datangnya gelombang gempa tersebut.

Ia menghentikan pembicaraan dengan rekannya tatkala tiba-tiba mendengar bunyi gemuruh yang berat semakin mendekat.

Menoleh ke arah Washington Street, dia melihat betapa jalanan yang lebar itu bergerak bergelombang bagai gelombang dari lautan datang dengan cepatnya.

Selama 40 hingga 60 detik yang rasanya begitu lama, penduduk kota San Francisco merasakan gempa bumi terbesar dalam sejarah yang pernah melanda seluruh kota besar di AS.

Gedung balai kota San Francisco yang megah bergaya klasik Yunani-Romawi dengan kubahnya yang lebih tinggi dari kubah Gedung Capitol di Washington DC, terguncang-guncang dan runtuh seketika.

Bangunan terbesai di pantai barat Amerika itu pun rata dengan tanah

Bentuk bangunan hanya menyisakan baja-baja penyangga kubahnya yang mencuat ke sana-sini dalam keadaan bengkok-bengkok.

(Baca juga: (Video) Penuh Haru, Keluarga Arab Lepas Kepulangan TKW Indonesia yang Sudah 33 Tahun Bekerja Dengan Mereka)

Runtuh dan hancurnya gedung pusat pemerintahan San Fransisco ini menjadikannya simbol binasanya kota indah tersebut.

Penyanyi tenor kenamaan Enrico Caruso yang bersama rombongan Opera Metropolitan New York menginap di Palace Hotel yang mewah, pagi-pagi itu terlempar dari tempat tidurnya.

Tapi hotel berlantai tujuh yang menempati satu blok sendiri itu termasuk yang beruntung.

Meskipun mengalami kerusakan namun tidak sampai runtuh. Sementara banyak bagian dari kota langsung rata dengan tanah.

Rupanya pembangunnya, William Ralston, belajar dari pengalaman gempa 1868.

Dengan sadar ia menggunakan 3.000 ton baja tahan gempa khusus untuk memperkuat struktur serta dinding Palace.

Kota San Fransisco luluh lantak bukan karena akibat langsung gempa, namun juga karena kebakaran hebat di seluruh kota.

Hanya dalam 15 menit setelah gempa terjadi, sekitar 50 kebakaran dilaporkan timbul termasuk di wilayah-wilayah padat.

Siang hari seperempat bagian kota telah berkobar, dan api tidak dapat dikuasai lagi.

Selama tiga hari, San Fransisco menjadi neraka dan puluhan ribu bangunan serta rumah pun tinggal arang serta abu.

Topan api atau firestorm timbul karena udara atau oksigen tersedot panasnya kebakaran yang diperkirakan mencapai 2.000 derajat Fahrenheit sehingga melumerkan besi dan baja.

Tatkala api berangsur padam tiga hari kemudian, lebih dari tiga perempat kota menjadi abu dan arang, dan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Diperkirakan lebh dari 3.000 orang tewas akibat langsung gempa maupun musibah kebakaran yang menyusul.

Ironisnya para pejabat maupun kaum usahawan di pantai barat Amerika kemudian melancarkan disinformasi mengenai gempa tersebut.

Mereka berusaha mengecilkan akibat serta bahaya gempa bumi dan menggantikannya sebagai musibah kebakaran.

Mereka takut investor tidak berani datang lagi ke kawasan California yang rawan bencana gempa tersebut.

Gempa San Fransisco tercatat berkekuatan 8,3 pada Skala Richter.

(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)

Artikel Terkait