Meski Telah 'Dijual' dan Ditelantarkan, Wanita Ini Tetap Ingin Bertemu Dengan Ibunya

Tatik Ariyani

Penulis

Kathleen Sullivan dibeli oleh keluarga angkatnya seharga Rp 184,5 juta dari salah satu rumah penampungan Irlandia. Kehidupannya tidak pernah bahagia setelah itu. Namun dia ingin tetap menemukan ibu k

Intisari-Online.com - Seorang wanita Irlandia 'dijual' kepada keluarga Amerika Serikat saat masih bayi.

Kathleen Sullivan (63) dibeli oleh keluarga angkatnya seharga Rp184,5 juta dari salah satu rumah penampungan Irlandia olehibunya yang belum menikahdi St Patrick's,Dublin.

Tahun 1955, saat berusia 15 bulan, dia dikirim ke Amerika Serikat.

Sekarang dia takut tidak akan pernah bisa menemukan keluarganya di Irlandia.

BACA JUGA:Kota Rjukan, Setiap Tahun Tidak Kena Cahaya Matahari Enam Bulan

Sebelumnya dia telah mengalami kekerasan fisik dan emosional di rumahnya. Masalah itu masih terbawa hingga sekarang.

Kathleen adalah satu dari ribuan anak yang "diekspor" untuk mendapatkan keuntungan selama tahun 1950an dan 1960an di Irlandia.

Rumah-rumah yang dikelola untuk anak-anak tidak sah dan ibu mereka melakukan kerjasama untuk mengirim bayi kepada keluarga Amerika Serikat untuk mendapat keuntungan.

Penelitian oleh wartawan Mike Millotte pada akhir 90an menemukan bahwa sejumlah besar transaksi itu tidak terdokumentasi.Sehingga tidak diketahui jumlah bayi yang telah dikirim, karena dokumentasi secara efektif berlaku setelah Undang-undang Adopsi 1952 berlaku.

BACA JUGA:Dengan Ramuan Khusus Dukun Ini Membuat Para Perempuan di Guinea Seolah Hamil, Padahal Itu Berbahaya Bagi Kesehatan

Di bawah Undang-Undang Adopsi 1952, merupakan pelanggaran bagi anak-anak untuk dibeli namun tidak mencegah 'sumbangan' yang diberikan oleh calon orang tua angkatnya dan tidak mencegah rumah penampungan meminta 'sumbangan'.

Akibatnya, keluarga Amerika yang kaya sering memberi uang dan berterima kasih kepada rumah-rumah penampungan sebelum anak-anak diadopsi.

Dan hal ini dijadikan peluang untuk bisnis yang menguntungkan bagi orang yang tidak bertanggung jawab saat itu.

Kathleen dibesarkan di Ohio tapi masa kecilnya tidak menyenangkan.

BACA JUGA:Wanita Kaget Bukan Kepalang saat Sadar Telah Lalui Malam Pertama dengan Pria yang Bukan Suaminya

Orangtua angkatnya tidak menyayanginya dan Kathleen berjuang keras sendirian untuk terus tumbuh.

Bahkan saat dia berada di ruang tamu bersama kakak laki-lakinya, dan ibunya datang menyuruh Kathleen untuk pergi ke dapur dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Ibu angkatnya mengatakan bahwa dia anak adopsi dejak usia dua tahun dan ibu kandungnya telah meninggal, setelah itu dia tidak bicara banyak lagi.

Sedang ayah angkatnya selalu mengenalkan dia sebagai anak angkatnya dan bukan putrinya.

BACA JUGA:Berat Badannya Tak Terkendali, Wanita Ini akan Ambil Kesempatan Terakhir Demi Selamatkan Hidupnya

Anak laki-laki Kathleen, Dennis, juga ingin tahu banyak tentang asal ibunya. Melihat ibunya selalu bersedih, dia menghubungi detektif terkenal Clodagh Malone untuk melacak identitas orang-orang yang telah diadopsi.

Pencarian selama 12 bulan tidak membuahkan hasil karena adopsi Amerika Serikat saat itu memang sulit untuk dilacak.

Kathleen selalu percaya bahwa ibu kandungnya adalah seorang 'O'Sullivan' dan pencarian yang dilakukan Dennis juga berhasil menemukan bahwa ibunya berasal dari Carlow.

Dennis kemudian melanjutkan pencarian dengan sedikit informasi yang dipunya.

BACA JUGA:Tragis, Bocah Ini Dijadikan Budak Seks oleh Orangtua Kandungnya Sendiri, Alasannya ‘Gila’

Clodagh berhasil menemui Maureen dan dia melihat foto-foto yang ditunjukkan Maureen.

Dari foto itu, ada sedikit kemiripan lalu Clodagh menyarankan Kathleen dan Maureen untuk tes DNA. Ibu kandung Kathleen Mary adalah bibi Maureen.

Mary yang melarikan diri ke London tidak pernah terlihat lagi oleh keluarga Irlandianya setelah meninggalkan bayinya.

Kathleen berharap ibunya masih hidup karena dia sangat merindukannya dan membawanya kembali ke Irlandia, negara tempat ibunya dilahirkan.

BACA JUGA:Mukanya Hilang karena Kanker Kulit, Penjual Sayur Ini Mengaku 'Sudah Pasrah dan Kalah'

Artikel Terkait