Penulis
Intisari-Online.com – Lebih besar dari codet dan seringkali gatal, itulah keloid. Bentuknya bisa bervariasi dan secara visual tidak nyaman dilihat.
Sering kali malah membuat mereka yang memilikinya merasa minder.
Secara medis keloid adalah tumor jinak, yakni tumor yang merupakan pertumbuhan jaringan ikat yang berlebihan dan terjadi secara progresif.
Keloid umumnya menonjol, berwarna pink atau merah. Kadang lebih gelap atau terang daripada kulit di sekitarnya.
Keloid selalu lebih lebar dari ukuran luka yang sebenarnya. Tidak menyakitkan, tapi gatal.
Namun jangan takut, walau bentuknya menyeramkan dan seolah seperti monster, untuk disebut berbahaya bagi fungsi seorang manusia, keloid tergantung lokasinya.
(Baca juga:Mukanya Hilang karena Kanker Kulit, Penjual Sayur Ini Mengaku 'Sudah Pasrah dan Kalah')
(Baca juga:Wow! Cukup Dengan Lakban Kutil di Kulit Anda Akan Hilang, Bisa Dicoba Sekarang Juga)
Jika di bahu sebenarnya tidak mengganggu fungsi kerja, hanya mengurangi rasa percaya diri.
Tetapi semisal lokasinya di telapak tangan, maka mengganggu fungsi telapak tangan sebab keloid membuat telapak tangan sulit berfungsi sehingga harus dioperasi.
Apa saja penyebab keloid? Sulit ditebak secara pasti.
Pertama adalah secara genetik, alias diturunkan. Kalau dalam keluarga ada anggota yang memiliki keloid, suatu hari nanti kita bisa ikut terkena (walau ini juga tidak selalu).
Tidak semua orang punya faktor genetik ini.
Awalnya memang dipicu suatu luka, luka apa pun. Lokasi keloid juga umumnya spesifik.
Daerah di tubuh yang paling sering muncul keloid adalah batas antara rahang, leher ke bawah, sampai dada ke bawah.
Termasuk juga punggung atas, bahu, dan lengan atas. Tetapi tidak menutup kemungkinan muncul di bagian-bagian lain tubuh.
Ukuran keloid tergantung kedalaman luka. Semakin dalam akan semakin mungkin terjadi keloid.
(Baca juga:Ingin Punya Kulit Putih dan Bersinar? Cukup Gunakan Air Rendaman Beras Saja!)
(Baca juga:Hebat! Tak Perlu Minum Obat, Migrain Bisa Disembuhkan 'Hanya' dengan Kulit Pisang)
Kalau cuma tergores dan penyembuhannya sempurna, maka kecil kemungkinan keloid muncul.
Luka bisa macam-macam. Awalnya tidak terasa apa-apa, tetapi kemudian muncul begitu saja.
Keloid juga bisa muncul secara spontan diawali dengan jerawat di punggung dan dada.
Pencegahannya, jika kita luka, jaga agar luka tersebut tertutup sebaik mungkin.
Jangan biarkan luka menganga begitu saja sebab akan berpotensi menjadi keloid.
Ada obat pencegah keloid walau tidak seratus persen manjur, namun jika memakai obat itu maka penyembuhan luka akan lebih baik.
Obat yang mengandung bahan aktif seperti centella asiatica dan allium cepa bisa menyembuhkan luka lebih baik.
Apakah operasi akan mampu menghilangkan keloid? Ternyata sulit, luka bekas operasi akan kembali menjadi keloid, sebab sifat keloid memang progresif yakni berkembang terus.
Ada berbagai jenis pengobatan lain seperti injeksi kortikosteroid, cryosurgery, terapi radiasi, gel silikon dan banyak lagi, tapi pilihan terapi bergantung kepada kondisi keloid pasien.
(Baca juga:Satu Berbanding Sejuta: Ibu Berkulit Gelap Ini Lahirkan Putri Berkulit Putih dan Bermata Biru)
Jika keloid sangat besar dan parah, tentu diperlukan operasi dan sisanya harus disuntik untuk menghambat pertumbuhan jaringan ikat.
Sampai pada titik tertentu keloid bisa berhenti berkembang.
Kalau keloid sudah ada dan tidak mengganggu, sebaiknya kita berdamai saja sebab sangat sulit untuk “memuluskan” kembali kulit yang sudah ada keloidnya.
(dr. M.I. Maharani, Sp.KK., seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 2013)