Find Us On Social Media :

Inilah Kota Paling Berbahaya di Dunia, Letaknya di Sebelah Indonesia

By Yoyok Prima Maulana, Sabtu, 13 Januari 2018 | 17:15 WIB

Intisari-online.com - Port Moresby merupakan kota terbesar di Papua New Guinea (PNG). Kota berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa ini memiliki status sama seperti provinsi lainnya di PNG dan memiliki nama resmi National Capital District (NCD). 

Saya kebetulan menginap di salah satu hotel terbaik di Port Moresby yang berada di kawasan 10 km, berjarak sekitar 5 menit dari bandara.  Namun yang membedakan hotel ini dengan hotel-hotel lainnya, ada pada pintu gerbang yang selalu tertutup rapat dengan penjagaan ketat.

Tembok tinggi dan kawat berduri juga mengelilinginya. Wah, mirip penjara saja, komentar kolega saya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Pengamanan di hotel juga cukup ketat. Untuk masuk ke lift kita harus punya kunci akses, demikian juga untuk pindah dari koridor ke koridor lain, tak terkecuali untuk menuju ke restoran di lantai 7.

BACA JUGA: 

Tepat di pintu lobi, selain satpam berseragam putih hitam, ada juga sekuriti berseragam hitam-hitam dengan senjata terhunus selalu siap siaga di tangan. Lucunya, pengamanan superketat seperti ini ternyata bukannya membuat kita merasa aman, tetapi membuat saya bertanya-tanya, ada apa dengan kota ini?

Sebagian pertanyaan ini terjawab ketika pihak concierge melarang kami untuk berjalan kaki keluar hotel. Kami hanya boleh bepergian dengan mobil atau taksi resmi yang dipanggil oleh hotel. Ketika sempat berkelana ke pusat kota alias CBD Port Moresby, suasana terlihat biasa-biasa saja.

Namun hampir setiap bangunan, baik hotel dan perkantoran, selalu dijaga ketat dan dikelilingi tembok tinggi dengan kawat berduri dan kamera CCTV. Di jalan-jalan, memang tampak People Mover Vehicle (PMV) atau angkutan umum, namun yang berkeliaran di jalan dengan bebas umumnya hanya mereka yang ras Melanesia.

Meski PNG merupakan negara multietnis dan multiras serta banyak pekerja asing, orang-orang ini kebanyakan bepergian dengan kendaraan pribadi. Kawasan-kawasan tertentu juga dihindari pada malam hari.“Port Moresby is one of the most dangerous capital city in the world,” demikian komentar resepsionis hotel berwajah Asia Tenggara.

Gadis manis ini ternyata berasal dari Filipina. “I am not familiar with the city because I am not from here,” terang dia, ketika saya minta saran tentang tempat-tempat yang wajib dikunjungi. Jadi, meski gadis ini sudah enam bulan bekerja, selama itu pula dia cuma hidup di antara hotel dan di asrama karyawan saja.

Alasannya, karena di luar tidak aman! Memang, tingkat pengangguran yang sangat tinggi (konon mencapai sekitar 60%) dan maraknya penggunaan narkoba ikut memperburuk suasana keamanan Port Moresby. Kota-kota lain dan kawasan pesisir di PNG seperti Lae, Wewak, New Britain, dan Pulau Manus, situasinya juga mirip, namun tidak separah kota ini.

Gangster Punya klub rugby

“Nama saya Rajalinggam,” begitu seorang pria setengah baya memperkenalkan diri. Dengan kendaraan putihnya, dia siap mengantar kami ke tempat “meeting” di kawasaan Jackson International Airport.