Penulis
Intisari-Online.com – Seorang ibu masuk ke kamar putrinya biasanya untuk merapikannya.
Berbeda dengan ibu bernama Rebecca Adimora dari Oldham, Inggris.
Ia masuk ke kamar putrinya untuk mengambil sekotak kapur tulis di lantai, bukan untuk dipakai menulis di papan tulis, tetapi dimakan sebagai camilan!
Ibu berusia 25 tahun itu menjadi kecanduan makan kapur tulis selama kehamilan keduanya.
(Baca juga: ‘Acar Kelingking’, Persembahan Anggota Yakuza untuk para 'Bapak' Sebagai Tanda Kesetiaan)
Setiap hari sekitar 10 batang kapur tulis asyik dikunyahnya.
Meskipun punya kebiasaan aneh, Rebecca melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat sekitar 10 minggu lalu.
Seperti dilansir dari situs The Sun, Selasa (9/1), kondisi yang dialami oleh Rebecca disebut sindrom pica.
“Seperti kebanyakan wanita hamil, aku mengidam. Saat hamil Aaliyah, aku makan tisu toilet, tetapi aku sama sekali tidak mengira mengidam kapur tulis,” cerita ibu dua anak itu.
Ia menambahkan, kedengarannya hal itu gila, tetapi dorongannya begitu kuat dan ia bilang sulit untuk menghentikannya.
Berawal ketika kandungan Rebecca berjalan 16 minggu, ia mengalami sakit di pagi hari.
Setelah sakitnya reda, ia masuk ke kamar putrinya Aaliyah, dan merasa ada dorongan aneh untuk mencoba satu kapur tulis berwarna milik putrinya.
(Baca juga: Anak Miliarder Ini Disuruh Ayahnya Jadi Orang Miskin, Hanya Dibekali Uang Rp100 Ribu)
“Aku menjilat kapur tulis dan sensasinya luar biasa. Sebelum aku menyadarinya, tahu-tahu aku menggigitnya,” lanjut Rebecca.
Menurutnya, suara patahan kapur tulis dan teksturnya yang kering di mulut begitu memuaskan, sehingga ia memakan sebatang kapur tulis lagi.
Karena tidak mau menggangu simpanan kapur tulis putrinya, Rebecca membeli kotak kapur tulis warna putih untuk dirinya di toko online.
Sejak hari itu, ia makam dua batang kapur tulis sehari.
Namun kecanduannya makin parah. Berjam-jam ia menonton di YouTube orang yang sedang makan kapur tulis.
Akibatnya, kebutuhan makan kapur tulis jadi meningkat.
Baginya, menonton video orang-orang makan kapur tulis benar-benar mengobatinya, selain menikmatinya sebagai camilan.
Ia bukannya tidak mencoba untuk menghentikan mengidam yang aneh itu, tetapi sulit.
“Bila aku tidak makan kapur tulis selama beberap jam, aku jadi pening. Aku menikmati setiap gigitan dan memilih kapur tulis sebagai makanan normal,” kata Rebbeeca.
Ia bilang, sensasinya adalah kering dan renyah, serta menempel di langit-langit mulut, mirip dengan selai kacang.
Kapur yang basah dan lembut dimulut itulah yang Rebecca nikmati.
Walaupun sulit untuk ditelan dan sedikit kotor untuk dimakan, ia tidak merasa cukup.
Untuk memenuhi kebiasaannya yang aneh itu, ia menghabiskan 15 poundsterling atau Rp300.000 setiap bulannya.
Mulanya ia merahasiakan hal itu pada pasangannya, Danny Lawton, seorang buruh berusia 32 tahun, tetapi baru-baru ini ia mengaku pada Danny.
“Danny pikir itu benar-benar aneh dan ia tidak paham mengapa aku melakukannya. Ia bilang aku gila,” kata Rebecca.
Ia memang sempat merasa cemas dengan kesehatan bayi yang dikandungnya dan efeknya di kemudian hari.
Itu sebabnya ia terkadang mengunyah kapur tulis dan memuntahkannya kembali.
Baginya lebih karena ingin merasakan kerenyahannya daripada memakannya.
Ketka Rebecca menceritakan mengidam yang aneh kepada temannya, mereka menyatakan mungkin ia menderita sindrom pica.
Sindrom itu seringkali berhubungan dengan kekurangan mineral dalam tubuh.
“Ketika kandunganku 32 minggu, aku bilang kepada bidan bahwa aku makan kapur tulis. Akhirnya darahku diambil untuk diperiksa dan hasilnya menunjukkan tingkat zat besi dirinya rendah,” kata Rebecca.
Tetapi, walaupun telah diberi obat tetapi ternyata tidak bisa menghentikannya mengidam makan kapur tulis.
Ketika ia bercerita pada kakaknya, ternyata sang kakak mengunyah busa selama kehamilan pertamanya. Itu sangat aneh.
Mereka pun jadi tertawa dan menganggap kondisi itu adalah keturunan di keluarga mereka.
Kecanduan Rebecca akan kapur tulis terus berlanjut hingga ia melahirkan putranya, Reuben, yang lahir sehat dengan berat 3,84 kg pada 2 November 2017 lalu.
Sebulan kemudian, ibu dua anak itu mencoba makan sepotong kapur tulis lagi tetapi meninggalkan rasa yang tidak enak di mulutnya dan hampir muntah.
Ia bilang, mungkin orang-orang berpikir ia gila. Mereka jangan langsung menghakimi, sebelum mereka sendiri merasakan mengidam yang aneh.
Karena itu, Rebecca menyarankan bila ada wanita yang mengalami pengalaman serupa, mereka harus minta nasihat dari bidan atau dokter kandungan mereka.
“Tak pelak lagi ada alasan dasar mengapa tubuh kita mengidam sesuatu, aku lega sekali bayiku terlahir sehat,” tutup Rebecca.
Masih dilansir dari situs The Sun, seorang dokter dari SUN, CaroL Copper, menyarakankan ibu hamil untuk menjaga kesehatan dengan makan makanan yang sesungguhnya.
Menurutnya, ini yang harus diketahui:
1. Pica berarti makan sesuatu yang bukan makanan dan itu sering terlihat pada anak-anak dan calon ibu.
2. Hampir seperempat wanita hamil mengalami pica. Ada yang merahasiakan ngidamnya karena takut tidak disetujui, tetapi banyak yang mengidam benda-benda untuk memuaskan keinginan akan hilangnya suatu gizi.
3. Dalam kasus Rebecca, mengunyah kapur tulis diduga karena ia kekurangan kalsim tetapi kebanyakan kasus masih menjadi misteri.
4. Yang harus diingat, banyak makanan mengandung tinggi zat besi, kalsium, dan mineral lainnya yang diperlukan untuk diet yang seimbang. Kebanyakan orang berpendapat rasa makanan itu lebih enak.
5. Lebih aman bila makan makanan yang benar. Sementara pica ada resiko tertelannya racun, seperti bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatannya di pabrik.
(Baca juga: (Foto) Suhu Anjlok Drastis, Rambut Bocah Ini Membeku, Bahkan Tangannya 'Retak')