Penulis
Intisari-Online.com -Setiap personel pasukan khusus digembleng baik secara fisik maupun mental sehingga sanggup menangani misi-misi tempur yang sulit dilaksanakan oleh pasukan reguler.
Oleh karena itu kendati misi tempur yang dilaksanakan berisiko tinggi umumnya personel pasukan khusus merupakan orang-orang yang tidak takut mati.
Doktrin tempur pasukan TNI memang tidak lagi menganut doktrin bertempur sampai mati demi mempertahankan atau merebut suatu wilayah dengan cara apapun.
Tapi berperang secara cerdas dan pulang dari medan tempur dalam keadaan selamat.
(Baca juga:Mirip Ultraman, Pasukan Khusus TNI Punya Kemampuan Super tapi Hanya Digunakan dalam Waktu Singkat)
Namun masih ada juga doktrin tempur bagi TNI yang memiliki prinsip ‘’jadilah tameng peluru bagi Presiden yang sedang dikawal’’, khususnya bagi para personel Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres).
Di balik kostumnya yang rapi dan elegan seorang personel Paspampres sebenarnya merupakan sesosok ‘’mesin perang’’.
Ketika sedang bertugas, umumnya personel Paspampres mengenakan rompi antipeluru di dalam baju jasnya, minimal membawa dua senjata api yang tersembunyi di balik baju jasnya yang rapi, alat komunikasi, pisau lempar, dan lainnya.
Jika terjadi ancaman atau serangan terhadap Presiden, para personel Paspampres yang selalu melakukan pengawalan pagar betis melingkar juga siap menjadi tameng peluru.
(Baca juga:Sedih! Kopassus Tidak Masuk Daftar 8 Pasukan Khusus Paling Elit di Dunia)
Waktu menghadapi gempuran tembakan lawan, para pesonel Paspampres tetap berdiri tegak sambil melakukan perlawanan maksimal.
Di hanya akan roboh akibat tembakkan lawan dan tetap berusaha melawan menggunakan senjata api yang semula disarungkan di kakinya.
Sebelum Presiden bisa diselamatkan, pasukan Paspampres tetap gigih bertempur tanpa menghiraukan para temannya yang sudah gugur atau terluka.
Pasalnya mereka sudah disumpah untuk siap mati demi menyelamatkan Presiden. (Agustinus Winardi)
(Baca juga:Dubes Rusia Ditembak Menggunakan Canik TP9, Pistol Pasukan Khusus Turki)