Penulis
Intisari-Online.com – Dalam ekspedisi maritim yang dilakukan penemu benua Australia Kapten James Cook pada abad ke-17, kapten berkebangsaan Inggris ini bertemu dan membaur dengan penduduk lokal, yakni suku Aborigin.
Suku ini dikenal sebagai suku asli Australia.
Tiba-tiba melintaslah seekor binatang yang dalam pandangan orang Eropa bentuknya aneh.
Binatang itu berlari layaknya manusia dan memiliki kantong di badannya.
(Baca juga: Mengapa Lampu Belakang Mobil Warnanya Merah? Ternyata Alasannya Sangat Ilmiah)
Kapten pun bertanya dengan bahasa isyarat pada penduduk Aborigin.
Orang Aborigin itu menjawab, “Kang-Ga-Roo”.
Kapten Cook pun mencatat nama binatang itu sebagai Kanggaroo.
Di Indonesia diserap menjadi kanguru. Sesungguhnya, orang suku Aborigin itu sama sekali tidak mengenal nama binatang itu.
Makanya mereka menjawab “Kanggaroo”, yang dalam bahasa mereka berarti “Saya tidak tahu”.
Akan tetapi kisah itu dibantah pada 1970-an oleh ahli bahasa John B. Haviland dalam penelitiannya dengan orang Guugu Yimithirr.
Kata “kanguru” menurutnya berasal dari Guugu Yimithirr, bahasa rakyat daerah, yaitu gangurru. Ini mengacu pada kanguru abu-abu.
Ini selaras dengan pencatatan pertama kali kata “Kanguru” pada 12 Juli 1770 di buku harian Sir Joseph Bank, di tepi Sungai Endeavour.
Di sinilah Kapal HMS Endeavour di bawah komando Letnan (kemudian naik pangkat menjadi Kapten) James Cook terdampar hampir tujuh minggu untuk memperbaiki kerusakan kapal di sepanjang Great Barrier Reef.
Kanguru, yang bahasa Latinnya Macropus, merupakan salah satu hewan marsupialia, yakni mamalia yang memiliki kantong.
Hewan ini termasuk hewan khas Australia. Memiliki dua kaki belakang yang kuat, telapak kaki yang besar untuk meloncat. (KTW)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 2015)
(Baca juga:Situs Gunung Padang: Asal Usulnya Misterius, Keindahannya Membius)