Find Us On Social Media :

Ironis, Hak Asasi Perempuan kok Dipasrahkan kepada Robot Bernama Shopia

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 16 Desember 2017 | 15:15 WIB

Intisari-Online.com - Ketenaran yang dimiliki Sophia kini membuatnya menjadi advokat untuk hak perempuan di negara di mana perempuan baru saja diberi hak untuk mengemudikan mobil September lalu.

Hanson, pencipta Sophia berkata bahwa Sophia memperjuangkan hak-hak perempuan di Arab Saudi dan semua manusia serta semua makhluk hidup di penjuru dunia.

Semua tampak mulia, tapi sulit untuk tidak melihat ironi pada posisi Sophia.

Baca Juga:

Memang, dengan robot bertenaga AI seperti Sophia memperjuangkan hak-hak perempuan, mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan pertanyaan pemberian hak robot AI, dan tidak hanya di Arab Saudi.

Baca Juga: 

Ini adalah pertanyaan dengan banyak perhatian dalam beberapa bulan terakhir, di luar Arab Saudi, karena para ahli mempertimbangkan jenis hak makhluk sintetis yang harus diberikan.

Raja Chatila, ketua komite eksekutif Global Initiative for Ethical Considerations in Artificial Intelligence and Autonomous Systems di Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), menawarkan perspektif yang berbeda.

"Sebuah sistem AI, atau robot, tidak memiliki pendapat apa pun, program AI tidak dapat menawarkan debat, bahkan tidak tahu apa itu debat," kata Chatila kepada Futurism sebagaimana dilansir pada Sciencealert.com 15/12/2017.

"Dalam kasus ini, Sophia bahkan tidak tahu apa itu wanita, dan hak apa yang dimaksud. Ia hanya mengulangi teks yang telah dimasukkan oleh pemrogram manusia di dalamnya."

Baca Juga: 

Baca Juga: