Penulis
Intisari-Online.com –Mungkin kita pernah mendengar, seorang kepala sebuah perusahaan besar selamat dari tragedi “9/11” di New York karena mengantarkan anaknya yang baru masuk taman kanak-kanak.
Sementara teman yang lain masih hidup karena tiba gilirannya untuk membawa donat.
Seorang wanita terlambat datang karena jam alarmnya tidak tepat waktu.
Lalu yang lain terlambat karena terjebak arus lalu-lintas karena ada kecelakaan mobil. Yang lain lagi, terlambat karena ketinggalan bus.
Orang lain lagi menumpahkan makanan di pakaiannya, sehingga ia harus menghabiskan waktunya untuk berganti pakaian.
Yang lain lagi, terlambat karena mobilnya tidak mudah dinyalakan.
Sementara yang lain, harus masuk rumah lagi untuk menjawab telepon.
Karyawan lain memiliki seorang anak yang lelet sehingga ia pun tidak bisa siap sesegera mungkin.
Seorang yang lain tidak bisa segera mendapatkan taksi.
Salah seorang yang menurut kisahnya mengenakan sepasang sepatu baru di pagi itu, ternyata kakinya lecet sebelum sampai di kantor.
Akhirnya ia pergi ke toko obat untuk membeli plester. Itulah mengapa ia masih hidup hari ini.
Dan, kini ketika kita terjebak dalam lalu lintas, atau ketinggalan lift, atau kembali ke rumah untuk menjawab telepon, hal-hal yang sebenarnya sangat mengganggu.
Kita berpikir sendiri, inilah saat persis di mana Tuhan ingin kita berada saat ini.
Lain kali pagi kita seperti ada yang salah, entah anak-anak lambat berpakaian, kita tidak menemukan kunci mobil, kita terhambat lampu lalu lintah, jangan marah atau frustasi.
Karena pada saat itu Tuhan sedang bekerja mengawasi kita.
Tuhan terus memberkati kita dengan semua hal-hal kecil yang mengganggu.
Kita mungkin akan mengingatnya dan menghargai tujuannya.
(K. Tatik Wardayati)