Mulai dari Alat Kontrasepsi Hingga Pembalut, Inilah 10 Hal Terlarang di Korea Utara

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com - Pernahkah Anda membayangkan tinggal di Korea Utara?

Negara yang menutup diri dari dunia internasional ini ternyata juga membatasi peredaran berbagai barang sehari-hari untuk warganya, lho!

Dilansir dari brightside.me, inilah 10 barang yang banyak kita temui di Indonesia namun sangat langka di Korea Utara:

(Baca juga: Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)

1. Alat Kontrasepsi

Tak Ada Larangan Menjual Kondom Kepada Remaja
Alat kontrasepsi dalam bentuk apapun dilarang oleh pemerintah.

Kondom, pil KB, dan jenis lain tidak boleh beredar di pasaran.

(Baca juga: Keren! Meski Punya Keterbatasan Fisik, Nur Ferry Berhasil Persembahkan 4 Emas Bagi Indonesia, Bahkan Memecahkan 3 Rekor)

Pasalnya, Kim Jong Un tidak ingin warganya membatasi tingkat kelahiran anak.

Sebaliknya, Kim berharap jumlah penduduk Korea Utara bisa semakin banyak.

Tidak heran jika bagi penduduk Korea Utara, mendapat hadiah berupa alat kontrasepsi adalah hal yang membuat mereka gembira.

2. Jual-Beli Rumah dan Bangunan

Jangan pernah berpikir untuk bisnis bangunan di Korea Utara ya!

Di negara ini, semua tanah dan bangunan mutlak milik pemerintah.

Jadi warga Korea Utara tidak bisa memperjual belikan bangunan yang mereka tempati.

Bahkan seluruh bangunannya terlihat seragam.

(Baca juga: Perang Nuklir: Kita Ketar-ketir Memikirkan Dampaknya, Korut-AS Saling Tuduh Siapa yang Menginginkannya)

3. Pohon Natal dan Atribut Keagamaan

Pohon Natal
Anda tidak mungkin melihat atribut keagamaan apapun di sini.

Pohon natal, ketupat, dan aksesoris agama lain dilarang dan berada di bawah pengawasan ketat oleh pemerintah.

Korea Utara adalah negara penganut paham atheis, sehingga tidak mempercayai agama apapun.

4. TV Kabel

Hanya ada 4 kanal televisi di Korea Utara.

Pemerintah memblokir saluran TV dari negara lain dan tidak memperbolehkan kanal apapun untuk masuk.

4 saluran TV ini juga merupakan saluran negara yang dikuasai pemerintah Korea Utara.

5. Konser Musik Internasional

Studi: Menonton Konser Musik Bikin Hidup Lebih Bahagia
Di Indonesa, hampir sepanjang tahun kedatangan artis internasional untuk mengadakan konser.

Sementara di Korea Utara, hampir tidak ada konser dari artis luar negeri.

Konser artis luar negeri hanya 1 kali di tahun 2015 yaitu band Laibach dari Slovenia.

Masyarakat hanya diperbolehkan menonton pertunjukan seni dari dalam negeri.

6. Berlibur ke Luar Negeri

Pemerintah Korea Utara melarang warganya untuk berlibur ke luar negeri.

Meski hal itu sebenarnya menyalahi hak asasi, namun pemerintah tidak mau tahu.

Jika ingin berlibur, masyarakat Korea Utara biasnya hanya akan datang ke Munsu Water Park di Pyongyang.

7. Membeli Smartphone Samsung dan iPhone Apple

Samsung Galaxy S8
Anda perlu tahu bahwa tidak ada smartphone merk Apple maupun Samsung yang dijual di Korea Utara.

Terlebih Samsung yang merupakan produk buatan tetangga musuh, Korea Selatan.

Untuk mengganti ponsel pintar itu, Korea Utara membuat merk ponsel sendiri.

Ponsel dengan merk Pyongyang Touch itu diluncurkan tahun 2014.

8. Kedai Kopi Starbucks

Anda tidak akan melihat gelas karton berlambang Starbuck di sini.

Tidak ada serangan produk luar negeri di Korea Utara.

Untuk mendapatkan kopi, penduduk hanya bisa ke kedai kopi lokal yang ada di Pyongyang.

Salah satu kedai kopi yang terkenal ada Ryongwang Coffee Shop.

9. Pembalut Sekali Pakai

Wanita Korea Utara biasanya menggunakan pembalut kuno yang terbuat dari lapisan kain dan bisa dicuci.

Jarang ditemukan pembalut sekali pakai maupun tampon di Korea Utara.

10. Wi-Fi, Internet, dan Panggilan Internasional

Samsung Telah Kembangkan Wi-Fi Lima Kali Lebih Cepat
Penggunaan jaringan komunikasi internasional, termasuk internet sangat diatur oleh pemerintah.

Internet hanya digunakan untuk keperluan pemerintahan saja.

Meski begitu, sejak tahun 2013 para turis yang mengunjungi Korea, diperbolehkan mengakses internet 3G dengan penyedia layanan lokal Koryolink.

Pemimpin Korea Utara tidak ingin masyarakatnya dipenuhi produk asing dari luar negeri.

Meski caranya terbilang cukup unik, namun penduduk Korea Utara tetap mengikuti peraturan ini.

Bayangkan jika seluruh produk itu tidak tersedia di Indonesia, apa yang akan Anda lakukan?

Artikel Terkait