Ilmuwan: Ledakan Supervulkan Berikutnya Ternyata Lebih Cepat dari yang Diduga Sebelumnya

Moh Habib Asyhad

Penulis

Intisari-Online.com -Letusan supervulkan yang bisa menyapu bersih peradaban manusia disebut akan datang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Para ilmuwan pun buru-buru mengingatkan kita semua.

Supervulkan adalah gunung api yang berhasil memuntahkan letusan vulkanis dengan ejekta lebih dari 1.000 km³, yang lebih besar dari peristiwa vulkanis mana pun dalam sejarah.

(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

(Baca juga:Keren! Meski Punya Keterbatasan Fisik, Nur Ferry Berhasil Persembahkan 4 Emas Bagi Indonesia, Bahkan Memecahkan 3 Rekor)

Menurut para ilmuwan, letusan supervulkan adalah bagian dari siklus yang normal planet ini—biasanya dari supervulkan satu ke supervulkan yang lain berselang puluhan ribu tahun.

Tapi, sebuah penelitian terbaru menunjukkan, rata-rata waktu untuk terjadi supervulkan jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Seperti disebut di awal, supervulkan bisa menutupi seluruh benua dengan abu vulkanik. Lebih dari itu, letusan ini bisa mengubah iklam dalam skala global.

Bahkan para ilmuwan percaya, letusan ini bisa mengembalikan manusia ke zaman praperadaban.

Seperti halnya dampak tertabrak meteor raksasa, letusan super bisa memicu “musim dingin nuklir” yang disebabkan oleh debu yang terlontar ke atmoster sehingga menutupi sinar matahari.

Cukup satu letusan super untuk melontarkan lebih dari 1.000 gigaton (1.000 miliar ton) massa ke udara.

Penelitian sebelumnya, yang dilakukan pada 2004 lalu, menyebutkan bahwa ledakan super terjadi rata-rata setiap 45 ribu sampai 714 ribu tahun dan tidak menimbulkan ancaman langsung.

(Baca juga:7 Gunung Api Super yang Skala Ledakannya Tak Terbayangkan, Nomor 2 Ada di Indonesia)

(Baca juga:Misteri Letusan Supervolcano Toba yang Memunculkan Danau Toba Mulai Terungkap)

Namun, para ilmuwan telah merevisi penelitian tersebut; menjadi antara 5.200 – 48 ribu tahun—dengan perkiraan terbaik berada di angka 17 ribu tahun.

Dan perhitungan ulang, yang diterbitkan dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters, yang didasarkan pada analisis statistik dan database besar mengenai letusan gunung api yang lalu.

Dua letusan super terakhir terjadi antara 20 ribu – 30 ribu tahun yang lalu.

Peneliti utama Prof. Jonathan Rougier dari Universitas Bristol mengatakan:

“Dengan keseimbangan, kami sedikit beruntung untuk tidak mengalami letusan super sejak saat itu.

“Tapi penting untuk memberi selamat, tidak adanya letusan super dalam kurun 20 ribu tahun terakhir tidak menyiratkan bahwa ada yang terlambat. Alam tidak biasa seperti itu.

“Yang bisa kami katakan adalah gunung api lebih mengancam peradaban kita dari yang kita perkirakan sebelumnya.”

Kita tahu, saat ini Gunung Agung di Bali, Indonesia, sedang meletus.

Artikel Terkait