Find Us On Social Media :

Dokumen Rahasia Ini Ungkap Kejamnya Perburuan Paus yang Dilakukan Nelayan Jepang

By Ade Sulaeman, Jumat, 1 Desember 2017 | 11:00 WIB

Intisari-Online.com - Setelah sekitar 7 tahun dokumen yang bisa membuktikan perburuan paus oleh Jepang dirahasiakan, organisasi pelindung paus internasional, Sea Shepherd Conservation Society (SSCS), akhirnya membukanya ke publik.

Dalam dokumen itu terekam ketika kapal-kapal pemburu paus milik Jepang melakukan perburuan paus di perairan internasional dekat Australia dengan cara yang kejam pada bulan Januari 2008.

Paus-paus jenis minke yang sedang mencari makan sambil melakukan migrasi menjadi sasaran empuk meriam bertombak (harpoon) yang ditembakkan dari kapal dan dengan tepat menghujam ke tubuh para paus.

Paus yang sudah tertancap harpoon dan disambungkan dengan tali itu selanjutnya diseret untuk kemudian dimasukkan ke kapal.

(Baca juga: Keren! Meski Punya Keterbatasan Fisik, Nur Ferry Berhasil Persembahkan 4 Emas Bagi Indonesia, Bahkan Memecahkan 3 Rekor)

(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

Proses memasukkan tubuh paus yang masih hidup dan tertancap harpoon ternyata berlangsung lama sehingga menjadi pemandangan yang sebenarnya sangat sadis.

Dokumen berupa rekaman dan foto-foto perburuan paus itu sebenarnya diambil oleh aparat kelautan Australia tapi baru dipublikasikan pada bulan Oktober 2017 dengan pertimbangan agar tidak memicu konflik diplomatik dengan Jepang.

Bagi SSCS, perburuan paus yang dilakukan oleh Jepang ‘’secara resmi’’ karena mendapat dukungan dari negara itu merupakan tindakan yang sangat kejam karena harpoon yang digunakan begitu menancap di tubuh paus sangat sulit dilepaskan.

SSCS sendiri merasa frustasi karena hanya bisa melancarkan kecaman dan tidak bisa melakukan pencegahan dengan cara berlayar ke laut karena tidak memiliki kapal.

Oleh karena itu SSCS hanya bisa menghimbau agar pemerintah Australia mau mengambil tindakan lebih jauh dengan melakukan pelarangan perburuan paus di kawasan perairannya oleh Jepang.

Menurut media Sidney Morning Herald Australia sendiri telah memberikan pernyataan bahwa pihaknya merasa sangat kecewa dengan perburuan paus oleh Jepang meskipun alasannya adalah untuk ilmu pengetahuan.

Jepang diyakini masih secara rutin melakukan perburuan pasu-paus hingga saat ini untuk kepentingan konsumsi.

(Baca juga: Punya Harga Jual Hingga Ratusan Juta, Kenapa Muntahan Paus di Bengkulu Justru Perlu Dikhawatirkan?)