Find Us On Social Media :

Menjadi Abdi Dalem, Demi Mendapatkan Berkah atau Memburu Gelar Kebangsawanan?

By Ade Sulaeman, Selasa, 14 November 2017 | 18:00 WIB

Abdi dalem Keraton Kesultanan Yogyakarta

Intisari-Online.com – Waktu Gubernur Jawa Tengah Ismail mengeluarkan instruksi yang melarang para pejabat pemda menerima gelar kebangsawanan dari keraton, gemanya langsung terdengar ke seluruh Indonesia.

Hal itu terjadi bulan Agustus lalu. Anda mungkin ingin menyelami arti gelar kebangsawanan bagi orang besar maupun kecil.

Lepas dari soal setuju atau tidak pada instruksi Pak Ismail, yang jelas gelar keningratan memang masih menjadi idaman sebagian orang, khususnya dalam kalangan masyarakat Jawa.

Dengan menyandang gelar tertentu, berarti seseorang secara sah diakui sebagai warga atau kerabat keraton. Nah, siapa yang tak bangga menjadi bagian kaum berdarah biru?

(Baca juga: Melibatkan anak-anak Abdi Dalem dalam Melestarikan Resep-resep Baheula ala Abdi Dalem)

Banyak yang minta

Karena itu gelar kebangsawanan pun diburu mati-matian. Jangankan diberi, membeli pun, kalau mungkin, akan dilakoni.  Soalnya, konon, gelar bukan saja bisa menaikkan pamor dan gengsi pemiliknya, tapi juga membawa kewibawaan, ketentraman batin serta berkah yang melimpah.

Sebagian pejabat atau tokoh masyarakat menerima gelar kebangsawanan semata-mata karena jasa mereka yang besar pada keraton atau masyarakat pada umumnya.

Namun, ada pula oknum-oknum yang memang dengan sengaja berusaha mendapatkan tempat dalam masyarakat keraton agar mempunyai hak memakai gelar keningratan tertentu.

Menurut BKPH (Bendoro Kanjeng Pangeran Haryo) Purboyo, pejabat tinggi Parentah Ageng Keraton Yogyakarta, selalu ada saja permohonan untuk mendapatkan gelar.

"Malah orang-orang yang sudah mempunyai kedudukan tinggi juga masih ada yang minta kalenggahan (kedudukan, Red.) di keraton." Dalam dua tahun terakhir ini saja tak kurang dari 1.500 buah permohonan dialamatkan ke Keraton Kesultanan Yogyakarta.