Penulis
Intisari-online.com - Harian New York times pada 29 september lalu melansir berita bahwa telah turun hujan yang disertai ikan di wilayah pesisir Amerika, tepatnya di Tampico.
Banyak orang terkejut dan mengaitkannya dengan fenomena supranatural. Tapi fenomena ini sebenarnya sudah terjadi berulang-ulang sejak lebih dari 2.000 tahun lalu. Dan, sampai sekarang masih misterius.
Sebut saja kisah Dr. A.D. Bajkov, pakar kelautan berkebangsaan Amerika. Tanggal 23 Oktober 1974, ketika sedang sarapan bersama istri di sebuah kafe di Marksville, Louisiana, Amerika Serikat, hujan tiba-tiba turun dengan dahsyat, sehingga mengaburkan pandangan.
Beberapa menit kemudian, ketika hujan masih tercurah, beberapa ikan berukuran ± 23 cm tampak menggelepar-gelepar di jalanan yang tergenang air. Banyak juga bangkai ikan yang sudah beku ditemukan di atap-atap rumah. Namun, kata Bajkov kemudian, "Ikan-ikan aneh itu masih dapat disantap."
BACA JUGA:Jinichi Kawakami, Ninja Terakhir di Jepang yang Masih Mampu Mendengar Suara Jarum yang Jatuh
John Lewis, tukang kayu dari Mountain Ash Glamorganshire, Wales, juga pernah mengalami peristiwa yang belum pernah dialami selama hidupnya. Siang hari, kirakira pukul 11.00 pada tanggal 9 Februari 1859, seperti biasa ia sedang tekun menggeluti pekerjaannya.
Tiba-tiba benda-benda aneh berjatuhan dari langit. Beberapa malah menimpa lehernya! Dalam Fortean Times edisi musim gugur 1979, Robert Schadwal mengumpulkan dan menulis bukti-bukti laporan terpercaya atas kejadian yang menimpa si tukang kayu Lewis di tahun 1859 itu sebagai berikut:
"Ketika saya letakkan tangan saya di bawah leher, hampir saya tidak percaya, yang saya temukan adalah ikan kecil! Pada saat itu juga baru saya tersadar. Sebagian permukaan tanah telah tertutup pula oleh ikan-ikan kecil. Saya raih topi di kepala, dan ... astaga, pinggiran topi itu pun telah dijejali ikan serupa yang masih menggelepar-gelepar."
Bahkan buku teks bangsa Yunani kuno pun ada yang bercerita tentang hujan ikan. Deipnosophistai ditulis oleh Athenaeus pada abad kedua Masehi. Buku ini sebenarnya kumpulan karangan 800 penulis yang dalam salah satu babnya menceritakan:
"Saya yakin, itu benar-benar hujan ikan, seperti yang dialami Phoenias dan diceritakan dalam buku keduanya, Eresian Magistrates. Phoenias mengatakan, di daerah Chersonesus pernah terjadi hujan ikan selama tiga hari berturut-turut."
GARA-GARA ANGIN?
Ikan-ikan yang jaruh dari langit - dalam arti sebenarnya - memang pernah terjadi dan merupakan fenomena. Mengenai asal-muasalnya, salah satu jawaban yang masuk akal mungkin: ikan-ikan itu terbawa angin tornado, puting beliung, atau bisa juga angin puyuh.
Logikanya, hembusan angin-angin mahadahsyat itu "mengangkut" segerombolan ikan di laut atau danau sampai membumbung tinggi, hingga pada suatu waktu jatuh kembali ke bumi bersama hujan.
Ada juga yang menjelaskan, hujan ikan merupakan gejala alam yang biasa disebut "migrasi antarpulau". Sekawanan burung pemangsa ikan memuntahkan dan menjatuhkan ikan-ikan yang dimangsanya pada suatu pinggiran kolam berlumpur.
Ada ikan jenis tertentu yang memang biasa tidur atau "puasa" pada musim dingin. Ikan jenis ini, akan hidup kembali di lumpur ketika air hujan sudah cukup banyak mengenangi lumpur tempat mereka beristirahat.
BACA JUGA:Presenter Cantik Ini Bertingkah Aneh, Tiba Tiba Membuka Rok Di Hadapan Penonton, Tak Tahunya....
Tapi apakah kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat diterima sebagai kebenaran tak terbantahkan?
Teori angin bukannya tak disanggah. Ikan yang terbawa angin tornado, puting beliung, maupun angin puyuh cenderung jatuh secara tersebar.
Padahal ikan yang jatuh dari langit dan menimpa John Lewis si tukang kayu hanya terbatas pada area seluas 11 x 73 m. Sebaliknya, hujan ikan yang terjadi di selatan Kalkutta, India, pada 20 September 1839, menimpa salah seorang saksi mata secara tercerai berai.
Namun, yang lebih membingungkan, ada juga ikan yang jatuh ke bumi dalam keadaan kering seperti sudah diasap. Misalnya yang terjadi di India, satu di Futtepoor tahun 1833 dan satu di Allahabad tahun 1836.
Ikan yang jatuh dari langit itu bukan hanya mati, tapi juga kering kerontang. Sulit membayangkan bagaimana itu bisa terjadi. Bukankah tiupan angin hanya terjadi beberapa menit? Atau Anda bermaksud memecahkan fenomena yang benar-benar ganjil itu? (Pepih Nugraha)
BACA JUGA:Tak Bisa Diam dan Gemar Lompat-lompat, Itu Pertanda Anak Anda Punya Kecerdasan Kinestetik Tinggi
BACA JUGA:Catat! Ini Kategori Gawat Darurat Versi BPJS Kesehatan