Find Us On Social Media :

Sadis, para Sniper Ini Tembaki Siapa Saja yang Masuk Jangkauannya, Termasuk Anak-anak dan Wanita

By Ade Sulaeman, Rabu, 25 Oktober 2017 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com - Ketika pada tahun 1991 negara Bosnia Herzegovina mendeklarasikan diri sebagai negara baru maka segera muncul berbagai masalah politik dan etnis yang kemudian memicu perang saudara.

Warga etnis Serbia yang tinggal di Bosnia dan merupakan penduduk mayoritas tidak menerima deklarasi kemerdekaan itu serta berniat mendirikan negara sendiri.

Karena warga etnis Serbia ingin menguasai seluruh Bosnia Herzegovina mereka lalu meminta dukungan dari militer Republik Serbia yang kemudian mendatangkan bala bantuan.

Dua kekuatan militer di Bosnia, warga non etnis Serbia dan warga etnis Serbia pun saling berhadapan.

(Baca juga: Sniper Ayu Rusia Berjuluk 'Putri Salju' Itu Telah Meninggal Dunia di Ujung Bedil Sniper Lainnya)

Perang saudara antara etnis yang berbeda pun berkecamuk di Bosnia dan korban warga sipil non etnis Serbia terus berjatuhan.

Dengan dukungan militer Serbia yang kuat, etnis Serbia Bosnia bahkan berhasil mendirikan Republik Srpska dan terus berambisi untuk menguasai seluruh Bosnia serta mengusir serta membantai warga non etnis Serbia.

Pasukan Serbia Bosnia (Bosnia Serbia Army/BSA) yang mendapat dukungan militer Serbia menjadi demikian kuat dan secara politis serta militer telah berhasil menguasai ibukota Bosnia, Sarajevo.

Selain menguasai Bosnia secara politik dan militer, BSA juga sering melancarkan teror berupa pembantaian etnis serta tembakan dari para sniper.

Soal pembantaian etnis di Bosnia ini menjadi masalah yang paling serius karena kembali membangkitkan trauma idiologi Nazi Jerman di benua Eropa.

Untuk mengatasi masalah perang saudara yang makin berlarut-larut itu pasukan NATO dan PBB pun diturunkan.

Tapi kehadiran pasukan perdamaian itu sudah terlambat karena Bosnia, khsususnya Sarajevo telah menjadi ajang pembantaian para sniper Bosnia Serbia dan terkenal dengan sebutan Sniper Alley.