Penulis
Intisari-Online.com - Sebuah penelitian terbaru telah memancing sebuah pembahasan yang menarik.
Sebab, penelitian tersebut memunculkan dugaan bahwa bangsa Viking, atau sebagian dari mereka, merupakan Muslim, alias penganut agama Islam.
Hal ini merujuk pada hasil temuan para arkeolog berupa adanya tulisan ‘Allah’ yang ditenun pada pakaian yang dikenakan oleh bangsa viking yang dikubur.
Penyelidikan terhadap pakaian yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 atau ke-10 tersebut memunculkan dugaan-dugaan adanya hubungan antara bangsa Viking dan bangsa Arab.
Para ahli menemukan bahwa pola yang dijahit pada pakaian yang digali di Swedia tersebut dibaca sebagai “Allah” dan “Ali”.
(Baca juga: Wow, Pemimpin Prajurit Viking Ternyata Seorang Wanita, Ini Buktinya)
(Baca juga: Inilah Kisah Di Balik Festival Viking Up Helly Aa yang Menakjubkan di Skotlandia)
Salah satu dugaan yang kemudian akan memancing penelitian berikutnya adalah: seberapa besar pengaruh Islam di Skandinavia.
Seorang arkeolog tekstil, Annika Larsson dari Uppsala University mengatakan kepada BBC bahwa materi tersebut berasal dari Asia Tengah, Persia dan China.
Dia mengatakan bahwa desain geometris kecil pada pakaian itu sangat berbeda dengan pola Skandinavia.
Pola tersebut jauh lebih menyerupai naskah naskah Kufi Arab kuno.
Menurut Larsson, kemungkianan bahwa beberapa dari mereka yang berada di kuburan tersebut merupakan Muslim tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan.
“Kami tahu dari penggalian kuburan Viking lainnya bahwa beberapa orang yang dikuburkan di dalamnya berasal dari tempat-tempat seperti Persia, di mana Islam sangat dominan,” ujar Larsson.
Temuan ini juga bisa jadi menunjukan bahwa ada pengaruh Islam yang kuat dalam budaya pemakaman bangsa Viking, seperti tentang adanya kehidupan setelah kematian.
Ini adalah pertama kalinya item yang menyebutkan Ali ditemukan di Skandinavia, dan sebuah tim sekarang berharap untuk menentukan dari mana mayat itu berasal.
Larsson yakin lebih banyak prasasti Islam dapat ditemukan di penemuan-penemuan era Viking lainnya.
Sementara itu, Amir De Martino, pemimpin program studi Islam di Islamic College di London, mengemukakan bahwa pola tersebut bukan berasal dari budaya Shia arus utama atau gerakan pinggiran tapi malah merupakan pola yang salah disalin.
(Baca juga: Ternyata, Nama Bluetooth Diambil Dari Raja Skandinavia yang Meninggal Lebih Dari 1.000 Tahun Lalu)
(Baca juga:Tak Heran Bila Skandinavia Didaulat Sebagai Kawasan Paling Bahagia di Dunia, Ini Alasannya)
Cincin Bertuliskan ‘Allah’
Sebelumnya, pada 2015, sebuah cincin bertuliskan lafal Allah ditemukan di sebuah kuburan Swedia abad ke-9.
Cincin batu berwarna merah muda-ungu tersebut ditemukan selama penggalian tahun 1872 – 1895 di pusat perdagangan Viking, Birka, sekitar 15,5 mil sebelah barat Stockholm, Swedia.
Cincin itu tersembunyi di sebuah peti persegi panjang bersama dengan beberapa perhiasan, bros, dan sisa-sisa pakaian.
Meski sudah benar-benar remuk, benda-benda tersebut menunjukkan bahwa tempat itu adalah komplek pemakanam perempuan bertanggal hingga tahun 850 Masehi.
Cincin tersebut masuk ke dalam daftar katalog Swedish History Museum di Stockholm sebagai cincin berlapis perak dengan batu kecubung bertuliskan lafal “Allah” dalam bahasa Arab Kufi.
Kini, cincin tersebut menjadi objek menarik bagi tim peneliti yang dipimpin oleh pakar biofisika Sebastian Warmlander dari Stockholm University.
“Ini merupakan satu-satunya cincin dengan tulisan Arab yang ditemukan di (Semenanjung) Skandinavia. Kami memiliki beberapa cincin Arab tapi tanpa tulisan,” ujar Warmlander pada Discovery News.
Melalui pemeriksaan lebih dalam mengungkapkan bahwa prasasti itu diukir menggunakan karakter Kufi awal—sejalan dengan makam Birka yang berangka-tahun 850 Masehi.
Para peneliti menafsirkan tulisan itu sebagai “il-allah” yang berarti “kepada Allah”. Ada juga yang mengatakan itu adalah tulisan “inshaallah”.
“Yang jelas, kemungkinan besar kita tidak akan tahu maksud sebenarnya di balik tulisan itu, atau di mana dan mengapa hal itu dilakukan,” tulis para peneliti.
Yang menarik, Warmlander mencatat bahwa kondisi tubuh cincin masih sangat bagus, menandakan bahwa cincin itu jarang sekali dipakai.
Lebih dari itu, muncul beberapa asumsi terkait sampainya cincin itu di pemakaman Birka.
“Mungkin perempuan yang dikubur itu berasal dari dunia Islam, atau orang-orang Viking mendapatkannya melalui perdagangan, atau perampokan, saat mengunjungi Khilafah Islam,” ujar Warmlander.
Terlepas dari segala interpretasi itu, para peneliti menyimpulkan, cincin itu menjadi bukti interaksi langsung antara orang-orang Viking dengan dunia Islam.
“Buku The Viking Sagas and Chronicles memberi tahu kami tentang ekspedisi Viking ke Laut Kaspia dan Laut Hitam, dan seterusnya…tapi kami tidak tahu apakah cerita itu fakta atau fiksi,” ujar Warmlander. “Dan cincin itu menguatkan cerita kuno itu.”