Find Us On Social Media :

Pakar: Daging, Empedu, dan Bisa Ular Tak Masalah Dikonsumsi Manusia, Asal...

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 8 Oktober 2017 | 20:15 WIB

Intisari-Online.com - Banyak yang jijik, banyak juga yang mengonsumsi daging ular. Di beberapa tempat, hewan melata ini banyak dijual bebas di pasar-pasar tradisional.

Jika tidak percaya, berkunjunglah ke Pasar Beriman Tomohon, Sulawesi Utara, atau yang lebih dikenal dengan Pasar Ekstrem.

Dari anjing, babi hutan, tikus, kelelawar, hingga ular piton besar, semuanya tersedia di pasar ini.

(Baca juga: Waspada: Ada Ancaman Penyakit Menular Pasca Kepulangan Jemaah Haji. Ini Tanda-tandanya)

Untuk piton, belum lama ini warga Desa Belimbing Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau, menyantap bersama seekor piton besar yang panjangnya tujuh meter.

Sebelumnya, reptil tersebut telah merobek tendon lengan kiri Robet Nababan pada Sabtu (30/9) pukul 10.00 WIB.

Pakar toksikologi dan bisa ular DR. dr. Tri Maharani, M.Si SP.EM berkata bahwa daging, empedu, dan bisa ular terdiri atas protein sehingga tidak masalah bila dikonsumsi.

Namun, tidak benar bila daging ular memiliki berbagai khaziat ajaib selama ini dipercaya oleh masyarakat.

"Di masyarakat, banyak yang percaya ular bisa mencegah penyakit jantung, kecing manis, dan penyakit kulit, serta meningkatkan vitalitas dan tinggi protein. (Itu) hoax," ujar Tri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/10).

Selain itu, ada kekhawatiran bila ular yang dimakan memiliki penyakit.

(Baca juga: Bajing Memakan Ular, Menandakan Alam Benar-Benar Gila)

"Apakah ular itu sakit apa tidak kan tidak bisa dideteksi,” kata Tri.

Tri menjelaskan, bakteri maupun virus yang dikandung ular tidak bisa diketahui sehinga potensi terjadinya zoonosis atau infeksi penyakit hewan kepada manusia tetap ada.