Penulis
Intisari-Online.com – Pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa kita sering menangis saat memotong bawang?
Tenang saja, orang seperti Anda tidak sedikit jumlahnya. Banyak.
Lalu mengapa kita menangis gara-gara memotong bawang?
Dilansir dari Sciencealert.com, bila ada sayuran yang rusak, selnya robek dan terbuka.
Kemudian tanaman sering mencoba mempertahankan dirinya dengan melepaskan bahan kimia yang mengandung pahit yang disebut polifenol, di mana bisa membuat hewan lapar ingin memakannya.
Tapi mekanisme pertahanan bawang berjalan lebih jauh.
Mereka menghasilkan bahan kimia yang lebih menjengkelkan, yaitu oksida propantial, yang digunakan untuk menghentikan tanaman dikonsumsi oleh hama.
Baca Juga: Mending Panen Sendiri di Rumah, Simak 3 Tips Menanam dan Merawat Bawang Putih Berikut Ini
Bahan kimia yang mudah menguap inilah yang dikenal sebagai faktor penggerak. Di mana setelah dilepaskan, bahan kimia ini dengan dengan cepat akan menemukan jalannya ke mata kita.
Ia lalu larut dalam air untuk menutupi permukaan mata kita untuk memberi asam sulfat.
Hal ini langsung mengiritasi kelenjar lakrimal yang juga dikenal sebagai kelenjar air mata. Namun karena jumlah asam yang dihasilkan sangat kecil, pengaruhnya hanya iritasi dan tidak berbahaya.
Pelepasan oksida propantial pada awalnya diperkirakan turun ke satu enzim di dalam bawang yang dikenal sebagai allicinase, katalis biologis yang mempercepat produksi senyawa yang mengiritasi mata.
Untuk penjelasan yang lebih kompleks, semua itu dimulai dengan belerang yang diserap oleh bawang dari tanah dan disimpan dalam senyawa yang disebut PRENCSO 1 (1-propenil-L-sistein-sulfoksida).
Bila bawang rusak, maka ia langsung melepaskan allicinase, yang bereaksi dengan PRENCSO untuk menghasilkan amonia dan zat kimia lain yang disebut asam 1-propenilsulfat.
Lalu bergerak menuju mata kita.