Find Us On Social Media :

Senjata Ilegal: Belajar dari Equatorial Guinea, Negara yang Hampir Dikudeta oleh Pemasok Senjata

By Ade Sulaeman, Senin, 2 Oktober 2017 | 13:30 WIB

Intisari-Online.com - Pasokan senjata atau pembelian persenjataan dalam jumlah besar oleh suatu negara memang patut dicurigai seperti kasus di Equatorial Guinea.

Negara yang berada di kawasan Benua Afrika ini pernah diguncang kudeta oleh para tentara bayaran yang juga pedagang senjata.

Upaya kudeta di negara Republik Equatorial Guinea memang tak bisa dilepaskan dari seseorang yang berprofesi sebagai pengusaha sekaligus pemasok senjata dan juga tentara bayaran asal Inggris, Simon Mann.

Mantan anggota SAS dan veteran Perang Teluk I itu pada Maret 2004 sempat menggemparkan dunia ketika pemerintah Zimbabwe berhasil meringkus dirinya bersama 69 tentara bayaran lainnya.

Penangkapan Mann dan orang-orangnya berlangsung di bandara Harare saat pesawat B727 yang mengangkut mereka tengah memasukkan barang mencurigakan.

Pasukan Zimbabwe yang memeriksa pesawat terkejut karena mereka menemukan peralatan dan senjata tempur dalam jumlah besar.

Simon Mann dan anak buahnya pun diringkus. Mereka dicurigai sedang merencanakan kudeta terhadap negara yang digarap Simon Mann selama ini, Equatorial Guinea.

Equatorial Guinea sendiri merupakan negara kecil di Afrika Tengah bagian barat dan kerap menjadi tempat persinggahan para pereli padang pasir.

Kendati kecil, Guinea tanahnya cukup subur dan berhutan lebat. Penghasilan terbesar dari negara yang dipimpin oleh Presiden Teodoro Obiang Nguema ini adalah minyak bumi.

Sebanyak 10 persen kebutuhan cadangan minyak dunia bahkan diambil dari Guinea.

Presiden Nguema berhasil menduduki kursi presiden sebelumnya yang juga masih pamannya sendiri, yakni Francisco Macias Nguema.