Inilah ‘The Real Spiderwoman' yang Jago Memanjat Tebing Tanpa Bantuan Peralatan Apa pun

Moh Habib Asyhad

Penulis

Intisari-Online.com – Perkanalkan, namanya Luo Dengping. Inilah satu-satunya ‘The Real Spider Woman’ asal Provinsi Guizhou, China.

Pasalnya, ibu berusia 37 tahun itu jago memanjat tebing curam tanpa bantuan peralatan apa pun. Bak seekor laba-laba, ia mampu memanjat tebing vertikal nan curam setinggi 100 meter.

Lou Dengping adalah satu-satunya pemanjat tebing perempuandi Ziyun. Memanjat tebing adalah pekerjaannya sehari-hari bersama 5 pemanjat tebing pria lainnya.

(Baca juga:Bermimpi Jadi Superhero Seperti Wolverine? 8 Mutasi Genetik Ini Bisa Beri Kita ‘Kekuatan Super’!)

Lou dan temannya adalah keturunan suku Miao di China bagian barat. Para pria suku Miao dikenal sebagai pemanjat tebing bebas.

Keterampilan memanjat tebing itu menjadi bagian dari tradisi pemakaman yang meletakkan peti jenazah di atas tebing selama berabad-abad lalu.

Selain itu, kegiatan itu dilakukan pula untuk mencari tanaman langka untuk obat-obatan, seperti penyakit asma dan rematik.

Setelah pengobatan Barat ikut menggunakan pengobatan tradisional China, permintaan tanaman obat ikut meningkat. Akhirnya, kegiatan memanjat tebing menjadi pekerjaan untuk menghidupi keluarga di suku Miao.

Saat ini hanya tinggal sedikit kaum pria suku Miao yang mempraktekan tradisi kuno ini. Lou adalah satu-satunya wanita di suku Miao yang bisa memanjat tebing gaya bebas ini.

Lou mengikuti tradisi memanjat tebing karena tidak punya pilihan. Ayahnya adalah seorang pemanjat tebing, tetapi tidak memiliki putra yang bisa meneruskan keterampilannya.

Karena itu, sejak usia 15 tahun, Lou mulai latihan memanjat tebing di dekat desanya, Getuhe. Awalnya ia merasa takut dan hampir tidak dapat begerak di tepi tebing yang berbahaya.

Namun, dengan berjalannya waktu, akhirnya ia terampil memanjat tebing. Kemampuannya memanjat tebing dan batu-batu besar hanya dengan tangan kosong dan kakinya menjadi rutinitas baginya.

Lou pernah meninggalkan desa dan menjadi seorang buruh migrandi sebuah perusahaan kontruksi di Guangzhou. Ia kembali ke desanya pada tahun 2000 dan menikah dengan seorang warga desa hingga memiliki anak.

Untuk membantu suaminya, ia mencari nafkah dengan menjadi sopir truk. Sekali-sekali ia memanjat tebing di dekat desanya untuk mencari tanaman obat dan dijualnya.

Pada tahun 2015, pemerintah setempat mempromosikan gunung batu gamping sebagai atraksi turis. Nah, Lou menjadi anggota tim pemanjat tebing bersama 5 pria Miao lainnya.

Mereka memperlihatkan keterampilannya dalam memanjat tebing di hadapan para turis selama dua kali dalam sehari. Lou dan teman-temannya bekerja mulai dari pukul 8 pagi hingga pukul sore setiap harinya.

Mereka digaji per bulan sebesar 3.000 yuan atau Rp5,9 juta. Sungguh sebuah gaji yang tidak sepandan dengan risiko kematian setiap harinya.

Namun bagi Lou dan teman-temannya, gaji itu adalah sebuah cara yang bagus untuk menafkahi keluarga mereka.

“Ini tidak begitu jelek karena area turis ini dekat dengan rumah sehingga aku bisa mengurus anak-anakku. Mereka juga menyediakan makan siang yang enak dan aku ingin anak-anakku bisa melanjutkan sekolah,” kata Lou Dengping kepada Shanghai Daily.

(Baca juga:Demi Hormati Seorang Anak yang Meninggal Akibat Tenggelam, Polisi Ini Hadir ke Pemakaman Berkostum Spiderman)

Ketika ditanya satu-satunya pemanjat tebing wanita yang selama berabad-abad hanya dilakukan kaum pria, ia menjawab: “Aku pikir pria dan wanita sederajat, jika pria bisa melakukannya, aku juga bisa.”

Di akhir wawancara, Lou memberikan tips memanjat tebing tanpa bantuan alat apapun. Menurutnya: “Sentuh batu pertama dengan tangan atau kakimu. Jika kamu tidak dapat menyentuhnya, jangan melangkah.”

Artikel Terkait