Find Us On Social Media :

Jika Terbukti Terlibat dalam Pengedaran Narkotika, Presiden Filipina Izinkan Anaknya Ditembak Mati

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 24 September 2017 | 20:20 WIB

Intisari-Online.com - Pernyataan mengejutkan dikeluarkan oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Pernyataan ini juga menegaskan sikapnya tentang pemberantasan narkoba di negaranya.

Ia bilang bahwa dirinya akan menjatuhkan hukuman mati atau membiarkan polisi menembak mati anaknya, Paolo Duterte (42), jika memang terbukti terlibat dalam jaringan peredaran narkotika dan obat-obatan.

(Baca juga: Meski Kontroversial, Nyatanya Topeng Halloween Presiden Rodrigo Duterte Tetap Populer di Negerinya)

Paolo Duterte sebelumnya telah memberikan keterangan di hadapan Senat Filipina untuk membantah tuduhan yang menyebutnya sebagai anggota Triad dari China yang membantu penyelundupan crystal methamphetamine masuk ke Filipina.

Presiden Duterte sendiri tidak secara khusus menyebut tentang tuduhan terhadap putranya yang kini menjabat wakil wali kota Davao itu.

Ia hanya mengulang pernyataannya saat kampanye pemilihan presiden lalu.

"Saya sudah menyatakan, 'Kalau ada anak saya terlibat narkoba, bunuh saja agar rakyat tidak lagi membicarakannya'," ucap Duterte, di Istana Kepresidenan Filipina, dilansir dari AFP, Kamis (21/9).

"Jadi saya sudah bilang ke Pulong (panggilan Paolo), ‘Perintah saya akan membunuh kamu kalau tertangkap. Saya akan melindungi polisi yang membunuhmu kalau itu terbukti'.”

Kita tahu, setelah Rodrigo Duterte terpilih sebagai presiden pada pertengahan tahun lalu, aparat hukum Filipina memang menjadi sorotan pegiat hak asasi manusia karena banyaknya peristiwa tembak mati terhadap bandar narkoba.

Polisi telah melaporkan setidaknya telah membunuh 3.800 orang dalam operasi anti-narkoba.

Meski begitu, Presiden Duterte mengaku telah menginstruksikan polisi agar tidak menembak mati bandar narkoba kecuali dalam keadaan mendesak dan membela diri.

Tuduhan terhadap Paolo sendiri muncul pertama kali setelah dilontarkan seorang staf di kantor bea cukai yang mendengar keterlibatan Paolo dan adik iparnya, Manases Carpio.