Dijawab Maladi: Nasib bangsa Indonesia terletak di tangan bangsa Indonesia sendiri.
Pemerintah Jepang sudah tidak mungkin lagi membantu bangsa Indonesia. Pegawai radio perlu diatur kedudukannya dalam Pemerintah Republik Indonesia.
Inilah sebabnya maka mereka berkumpul di Jakarta, pusat Pemerintahan Republik. Para petugas-petugas radio tidak minta izin dulu untuk berkonferensi karena waktu mendesak.
Beberapa hari lagi tentara Inggris akan datang di Jakarta. Ditegaskan pula bahwa mereka akan membentuk Persatuan Republik Radio Indonesia dan persatuan ini akan menuntut supaya semua pemancar Hosokyoku di semua tempat diserahkan kepada persatuan itu.
Di luar dugaan Okinogi menjadi tenang dan menghargai maksud-maksud para petugas radio. Ia malahan memberikan uang Rp200 untuk keperluan konferensi itu.
Tapi ia mengatakan bahwa sukar untuk menyanggupi penyerahan pemancar-pemancar. Namun ia tambahkan, “Tetapi baiklah tuan-tuan nanti malam datang di rumah saya untuk bercakap-cakap lebih lanjut.”
Panggilan Okinogi ternyata tidak mempunyai akibat seperti yang mereka takutkan. Rencana konferensi dapat dipertahankan. Atas persetujuan semua yang hadir “Pak Karbol” diminta memimpin konferensi itu.
Jam 17.00 sore delegasi Radio menuju ke Pejambon, menemui Sekretaris Negara seperti telah mereka rencanakan pagi itu.
Atas nama kawan-kawan Dr. Abdulrachman Saleh menyampaikan rencana-rencana para petugas radio, untuk mempersembahkan Radio Republik Indonesia kepada Presiden dan Pemerintah RI guna perhubungan dengan rakyat dalam perjuangan yang akan datang.
RRI minta bantuan pemerintah sambil menunggu keputusan Pemerintah mengenai status jawatan radio. Pemerintah menerima baik rencana-rencana itu dan menyanggupi segala bantuan.
Dari Pejambon delegasi menuju ke rumah Okinogi. Pembicaraan tidak membawa hasil sebab menurut petugas Jepang itu, “semua pemancar-pemancar dan alat-alat Hoso Kyoku sudah didaftar dan daftar itu sudah di tangan Komando Sekutu di Singapore.”
Jam 23.30 malam delegasi meninggalkan rumah Okinogi. Dia masih mengucapkan: Selamat Berjuang.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR