Bila makam Oto Iskandar di Nata hanya bersifat simbolis, maka penelitian forensik sempat dilakukan terhadap jenasah yang diduga Supriyadi, tokoh PETA yang memberontak kepada Jepang di Blitar.
Tahun 1975 dengan dipimpin langsung Sekretaris Jenderal Departemen Sosial Rusiah Sardjono dilakukan penggalian di Pertambangan Bayah, Banten untuk menemukan jenasah Supriyadi.
Pada tempat yang ditunjukkan saksi, tidak ditemukan apa-apa. Kemudian dilanjutkan ke situs sekitar itu dan diperoleh kerangka yang kemudian dibawa ke Yogyakarta untuk diperiksa tim forensik Fakultas Kedokteran UGM.
Waktu itu belum dilakukan tes DNA, tetapi berdasar pemeriksaan forensik tidak terdapat kecocokan antara kerangka tersebut dengan ciri-ciri yang disebutkan pihak keluarga.
Walaupun hasilnya nihil, pemerintah tetap menetapkan Supriyadi sebagai pahlawan nasional pada 1975.
(K. Tatik Wardayati)
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR