Contoh paling gampang adalah diklorvos dan propoksur. Dua insektisida ini pernah dipakai sebagai bahan aktif obat anti-nyamuk.
Produknya terkenal ampuh dan relatif lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis.
Baca Juga : Nyamuk Raksasa Seukuran Koin Serbu Amerika dalam Jumlah Besar, Berbahayakah?
Tapi karena berbahaya bagi manusia, bahan ini kemudian dilarang dipakai sebagai obat anti-nyamuk.
Karena tidak ada yang benar-benar aman, satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan bahaya itu. Ini kunci dari manajemen risiko.
Caranya tentu dengan sebisa mungkin menghindari kontak dengan insektisida itu.
Jangan di dekat kepala
Di pasaran, setidaknya ada empat bentuk sediaan obat anti-nyamuk yang populer, yaitu bakar, semprot, elektrik, dan oles.
Tiga jenis produk yang pertama biasanya mengandung insektisida alletrin, transflutrin, pralethrin, dan sejenisnya.
Baca Juga : Tak Mau Lagi Digigit Nyamuk? Begini 5 Cara Menghindarinya
Sedangkan sediaan obat anti-nyamuk oles biasanya mengandung dietiltoluamida (DEET).
Dari keempat jenis sediaan itu, menurut Budiawan, yang relatif paling berbahaya adalah sediaan obat anti-nyamuk bakar.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR