Intisari-Online.com - Dalam Perang Dunia II, Pasukan Sekutu setelah berhasil mendarat di Normandia pada Juni 1944 dan telah mendesak mundur Jerman Nazi ke arah timur, membebaskan Paris, ternyata dihadapkan pada pilihan sulit.
Pasukan sulit itu adalah terus menguber pasukan Jerman atau berhenti sementara di Sungai Seine untuk konsolidasi. Lebih-lebih dukungan logistic mulai menipis.
Tapi Jenderal Dwight Eisenhower selaku panglima tertinggi cenderung ingin maju terus walaupun menyadari risiko logistiknya. Maju terus berarti tidak memberi kesempatan Jerman untuk menyusun pertahanan.
Rupanya Eisenhower tidak mau meniru pasukan Jerman yang pada Mei 1940 pernah membiarkan pasukan Inggris dan sekutunya mundur menuju ke Dunkrik sehingga masih punya waktu untuk menyelamatkan diri ke Inggris.
(Baca juga: Kisah Tragis Para Tentara Bayaran AS yang Terbunuh di Fallujah Irak: Sudah Dibakar, Digantung Pula di Jembatan)
Apabila pasukan Amerika, Inggris, dan Kanada mampu memelihara momentum pengejaran dan memasuki wilayah Jerman, maka diharapkan perang dapat diselesaikan lebih cepat.
Eisenhower merencanakan dua serbuan besar Sekutu ke Jerman.Pertama, Grup Tentara Ke-21 pimpinan Jenderal Bernard Montgomery maju ke timur laut melalui Belgia, lalu masuk ke wilayah Ruhr, yang merupakan jantung industri Jerman.
Kedua, Grup Tentara Amerika Ke-12 pimpinan Jenderal Omar Bradley terus ke timur, masuk ke Saar, pusat industri Jerman lainnya. Kedua gerakan Sekutu itu dipisahkan di tengah oleh Ardennes, wilayah berhutan yang sulit di Belgia bagian selatan.
Namun gagasan Eisenhower ini ditentang Montgomery. Ia mengusulkan serangan masif tunggal oleh Grup Tentara Ke-21 dan Ke-12 di utara Ardennes.
Dengan kekuatan gabungan 40 divisi itu, Montgomery yakin Jerman lebih cepat ditaklukkan.
Eisenhower tak sependapat, karena serangan betapapun kuatnya, di satu sektor, akan membuat musuh melakukan serangan balasan terhadap sektor lainnya.
Namun akhirnya dia setuju berkompromi, mengabulkan sebagian permintaan Monty—panggilan Montgomery—dengan mengalihkan sebagian kekuatan Grup Tentara AS Ke-12 untuk mendampingi gerakan pasukan Inggris.
Pada 10 September 1944, Monty bertemu lagi dengan Eisenhower di Brussels. Sekali lagi dia mendesakkan serangan tunggal masif ke Jerman.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR