Sehingga, sistem ini hanya bisa berjalan apabila terus ada dana investor lain yang masuk.
Apabila tidak ada dana masuk, artinya tidak ada uang yang bisa dibagikan, maka berhentilah sistem bagi hasil investasinya.
Skema Ponzi bisa saja ditawarkan dengan nama yang berganti-ganti, dan memberikan hasil yang sama, dimana pembagian hasil serta pengembalian modal tidak bisa dilakukan lagi.
Satu hal yang menjadi ciri dari sistem Ponzi ini adalah adanya ketidakjelasan bagaimana mereka memutar uang kita dalam bentuk investasi yang bisa menguntungkan.
(Baca juga: Belajar dari Ari Wibowo, Jangan Menyatukan Asuransi dan Investasi)
Skema Piramida
Skema ini memberikan keharusan bagi kita untuk mencari anggota baru yang akan ditempatkan sebagai subordinasi (atau kaki atau tangan kita).
Bisa 2 atau 3 orang, dimana masing-masing anggota baru itupun juga mempunyai kewajiban untuk mencari subordinasi untuk mereka.
Apabila digambarkan, maka tambahan kaki atau tangan tersebut akan membuat bentuk seperti Piramida.
Sistem ini mungkin banyak digunakan oleh para penjual dengan sistem MLM (Multi Level Marketing), akan tetapi ternyata juga banyak digunakan oleh para pelaku investasi bodong, untuk menarik minat kita.
Sehingga terkadang tidak jelas antara batas produk MLM yang asli dengan batas produk skema piramida ini.
Walaupun memiliki kesamaan adanya produk yang dijual, akan tetapi sistem bagi hasil dan penekanan penjualannya berbeda.
Sistem piramida sangat menekankan para anggotanya untuk mencari tambahan anggota sebanyak-banyaknya, dan kurang memperhatikan produk yang dijual itu sendiri.
Bagi hasil yang diperoleh dari tambahan anggota yang didapatkan terkadang cukup tinggi dan tidak masuk akal.
Dari kedua skema sistem investasi tersebut, kita bisa melihat bahwa ada hal-hal yang tidak wajar berlaku dalam sistem yang ditawarkan.
Kita sebagai orang awam, harus sangat berhati-hati agar tidak masuk dalam skema investasi yang ditawarkan.
(Baca juga: Penipuan Madoff: Lima Rekan Kerja Mardoff Diadili)
Pastikan bahwa kita cukup mengerti akan produk investasi yang ditawarkan pada kita, kewajaran dari bagi hasil investasi adalah kunci utamanya.
Kalau bagi hasilnya terlalu tinggi untuk kita percaya, sebaiknya kita mulai berhati hati dan menjauh.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR