Intisari-Online.com - Sejarah datangnya Skyhawk ke Indonesia dan kemudian dioperasikan oleh TNI AU merupakan proses pembelian pesawat tempur yang penuh rahasia.
Bagaimanapun, ini ada kaitannya dengan Israel.
Secara teknis Indonesia membeli A-4 Skyhawk dari AS tapi barangnya berada di Israel.
(Baca juga: Meski Tergolong Tua, Inilah yang Membuat Jet Tempur F-14 Tomcat Iran Masih Tetap Berjaya di Udara Timur Tengah)
Lewat Operasi Alfa yang digelar pada Juni 1979 terwadahi dalam paket program Elang Siaga-II/79, keinginan TNI AU untuk memiliki Skyhawk pun mulai dilaksanakan.
Pada Mei 1980 sebanyak 31 unit A-4E (single seater) dan dua TA-4H (dual seater) mulai dikirim dari Israel ke Indonesia menggunakan kapal laut.
Pengiriman yang dilaksanakan secara sangat rahasia itu berlangsung selama 21 bulan dan berakhir pada 31 Agustus 1982.
Sebagai jet tempur multi fungsi, sejumlah persenjataan yang dimiliki A-4 antara lain, dua kanon Colt Mk 12 kaliber 20 mm, lima pod atau station bomb (dua pod di masing-masing sayap dan satu pod di bawah fuselage).
Senjata berupa roket dan rudal antara lain empat tabung peluncur roket LAU-10 berisi roket Mk 32 Zuni kaliber 127 mm, empat rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder, rudal udara ke permukaan masing-masing dua AGM-12 Bullpup, dua AGM-45 Shrike anti-radiation missile, dua AGM-62 Walleye TV guided glide bomb, dan dua AGM-65 Maverick.
Sejumlah bom menjadi persenjataan andalan A-4.
Antara lain enam bom Rockeye-II Mark 20 Cluster Bomb Unit (CBU), enam Rockeye Mark7/APAM-59 CBU, dan unguided bomb Mark 80.
Selain membawa bom-bom konvensional, A-4 juga bisa mengangkut bom nuklir B57 dan B61.
Sedangkan untuk misi tempur jarak jauh, A-4 yang sudah dilengkapi peralatan air refueling bisa membawa bahan bakar 3x370 US gallons (1.400 liter).
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR