Intisari-Online.com - Kapulaga biasanya ditanam oleh petani daerah pegunungan rendah (400 - 700 m di atas permukaan laut) sebagai tanaman tumpang sari (di antara tanaman lain) di pekarangan.
Batangnya memang tidak tinggi (rata-rata 3 m kalau kapulaga sabrang, dan 2 m kalau kapol), sehingga cocok ditanam di antara pohon buah-buahan seperti duku, rambutan, petai, atau lainnya yang berbatang tinggi.
(Baca juga: Meski Liar, Namun Kersen atau Talok Punya Segudang Manfaat Kesehatan)
Setiap pekarangan rumah yang teduh, sejuk, dan lembap karena pohon-pohonan tinggi ini, dapat ditanami kapulaga.
Untuk itu, digali dulu lubang tanam yang memanjang, sepanjang 2 m, dan selebar 50 cm.
Dalamnya cukup 25 cm. Lubang panjang ini dapat dibuat di sekeliling pohon yang ada, sejauh 2 m. Tidak berarti harus melingkar, tetapi tetap lurus di antara baris-baris batang pohon.
Sesudah lubang diangin-anginkan selama 2 minggu, tanaah galian yang sebelumnya digundukkan di samping lubang dicampur dengan pupuk kandang atau kompos 5 kg.
Ketika ditimbun kembali ke lubang, tanah campuran itu jelas akan cembung.
Setelah dibiarkan mengendap selama 2 minggu, tanah cembung itu akan susut karena memadat.
Pada saat itulah (kalau dapat dijatuhkan pada awal musim hujan), bibit kapulaga boleh ditanam sebanyak 1 - 4 batang setiap lubang tanam panjang.
Sebagai bibit dipakai robekan (sempalan) tanaman dari rumpun yang subur.
(Baca juga: Jamblang, Si Ungu yang Kandungan Antioksidannya Tinggi dan Cocok untuk Penderita Kencing Manis)
Satu robekan yang berbatang semu harus sudah mempunyai 1 - 2 tunas anakan setinggi 10 - 15 cm, berikut rimpang dan sebagian akarnya.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR