Serangan besar-besaran melalui laut itu kemudian lebih dikenal sebagai Pertempuran di Gallipoli (Battle of Gallipoli).
Dari sisi kekuatan dan strategi tempur pasukan gabungan Inggris merasa yakin jika target yang diserbu bisa dikuasai dalam waktu yang singkat.
Pada bulan Februari 1915 Angkatan Laut Inggris dan Perancis melancarkan bombardemen terhadap benteng pasukan Turki yang bertugas menjaga Selat Daedanella dengan menembakkan meriam-meriam kapal perang.
Tapi pasukan Turki yang disupervisi oleh para perwira militer Jerman ternyata sudah menyiapkan diri dan menggelar ranjau laut di sepanjang Pantai Dardanella.
Akibatnya dalam waktu yang tidak terlalu lama ketika kapal-kapal perang Inggris terus maju sambil menembakkan meriamnya , sejumlah kapal perang yang sudah tegolong tua itu melanggar ranjau, meledak, dan kemudian tenggelam.
(Baca juga: Boyong Keluarga saat Kunjungan Kerja ke Turki dan Jerman, Jokowi Dinilai Gagal Beri Teladan soal Kesederhanaan)
Tiga kapal perang Inggris yang kemudian tenggelam membuat gerak maju kapal-kapal perang lainnya terhenti.
Tak hanya itu komandan operasi AL gabungan Inggris yang tidak menduga akan menghadapi perangkap ranjau laut bahkan memerintahkan kapal-kapal perang Inggris dan Perancis segera mundur untuk menghindari kehancuran lebih lanjut.
Mengalami disaster of war yang diluar dugaan itu, sebagai negara yang mengkalim raja lautan, Inggris benar-benar terpukul. Untuk sementara serangan ke Selat Dardanella menggunakan kapal-kapal perang dihentikan dan akan digantikan serangan besar-besaran lewat darat.
Serangan darat pasukan gabungan Inggris yang dipimpin oleh Jenderal Hamilton rencananya berupa pendaratan ratusan ribu pasukan infanteri di sejumlah lokasi srategis tapi berisiko tinggi.
Pasalnya, medan perang yang akan didarati merupakan medan berbukit-bukit dan bertebing karang curam serta di bagian puncaknya terdapat ratusan sarang senapan musuh.
Puncak-puncak bukit karang tersebut dijaga oleh pasukan Turki dan pasukan Jerman yang telah berpengalaman di medan tempur dan sedang memiliki moril tempur yang tinggi .
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR