Intisari-Online.com – Pak Philip baru saja bersiap meninggalkan kantornya dan ia ingat kalau istrinya telah memintanya untuk membelikan sesisir pisang.
Ketika ia melangkah keluar, ia melihat seorang wanita tua yang tampak sakit di seberang jalan. Ia menjual pisang segar di jalanan.
Pak Philip biasanya membeli pisang dari toko kelontong beberapa blok dari kantornya, tapi karena ia terburu-buru untuk sampai di rumah, ia memilikirkan untuk membelinya dari seberang jalan saja.
Ia mendatangi wanita tua itu dan menanyakan harganya. Wanita itu mengatakan Rp15.000,- per sisir.
Pak Philip mengatakan, “Tapi toko tempat saya biasanya membeli dari mereka seharga Rp10.000,- sesisir, tidak bisakah Anda memberi saya harga yang sama?”
Nyonya tua itu berkata, “Tidak Pak, saya tidak bisa menyamakan harga itu. Saya bisa menjualnya kepada Anda seharga Rp13.000,- sesisir pada Anda. Itu yang terbaik yang bisa saya berikan untuk Anda.”
Pak Philip mengatakan kepada wanita tua itu, “Tidak apa-apa.” Lantas ia pergi ke mobilnya dan menuju ke toko tempat ia biasa membeli bahan makanan.
Ia masuk ke dalam dan mengambil seikat pisang. Ia pergi ke kasir untuk membayarnya tapi ia terkejut saat kasir memberitahukan kepadanya bahwa harga seikat itu adalah Rp20.000,-
Katanya kepada kasir, “Saya telah membeli pisang dari sini beberapa tahun belakangan dan ini benar-benar lonjakan harga yang luar biasa. Tidak bisakah Anda memberi saya harga yang lebih baik untuk pelanggan setia?”
Manajer toko tersebut mendengarnya dan ia menghampiri mereka.
Katanya kepada Pak Philip, “Maaf Pak, tapi harga yang kami tawarkan sudah pas, tidak bisa ditawar lagi.”
Pak Philip merasa sedikit tidak enak dengan sikap datar itu. Ia berpikir sejenak dan mengembalikan pisang itu kembali.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR