Pimpinan manuver ini, Jenderal William Birdwood memang dengan teliti merancang pelaksanaan evakuasi.
Teluk Suvla dan Ari Burna yang merupakan bridgeheads atau tempat pijakan pokok Sekutu di Gallipoli mulai dikosongkan pada 8 Desember 1915.
Proses evakuasi ini rampung pada 20 Desember, namun masih menyisakan sejumlah pasukan dalam posisi mereka di Cape Helles, ujung selatan semenanjung Gallipoli.
Mereka baru dapat dievakuasi pada 9 Januari 1916. Seluruhnya sekitar 83.000 pasukan berhasil diangkut pergi, ditambah 186 pucuk artileri, 1.700 kendaraan, dan 4.500 ekor hewan pengangkut beban.
Dengan demikian pertempuran di Gallipoli yang semula dipikirkan hanya akan berlangsung singkat, ternyata molor hingga delapan setengah bulan, dan dibayar mahal oleh Inggris dan ANZAC yang kehilangan 205.000 pasukannya yang terluka dan tewas, baik di medan pertempuran maupun akibat berbagai penyakit.
(Baca juga: Kekuatan Udara Turki Paling Besar di Timur Tengah, tapi…)
Korban di pihak Perancis juga tinggi, 47.000 orang. Sedangkan Turki juga mengalami kerugian besar, dengan korban 251 ribu pasukannya yang tewas atau terluka.
Namun mereka berhasil mempertahankan negerinya, bahkan mengusir penyerangnya.
Berkat pengalaman melakukan evakuasi pasukan dan logistiknya dalam jumlah besar inilah ketika pasukan gabungan Inggris dipukul mundur Nazi Jerman di Prancis pada PD II, lalu terpaksa mundur ke Dunkirk untuk kemudian di evakuasi ke Inggris bisa melaksanakan evakuasi secara teratur dan lancar.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR