Intisari-Online.com – Menikmati malam di Kota Solo rasanya kurang lengkap kalau tidak mencicipi minuman khas wedang dongo.
Minuman yang terbuat dari jahe ini memang enaknya dinikmati saat malam yang dingin.
(Baca juga: Segarnya Minuman Khas Solo Gempol Pleret Pak Suhar, yang Sedang di Solo Wajib Mencobanya)
Untuk urusan wedang dongo ini, datanglah ke warung tenda Bu Nanik Yulianti di Jln. Teuku mar (kawasan Keprabon), persis di sebelah tenggara Pura Mangkunegaran.
Letaknya hampir mendekati Jln. Slamet Riyadi.
Bu Nanik adalah generasi kedua yang mewarisi warung dari ibunya yang merintis warung ini tahun 1970-an.
Sebagian menyebut minuman ini wedang ronde. Selain air jahe, wedang dongo berisi isian bulatan kecil, irisan tipis kolang-kaling, dan kacang tanah.
Bulatan kecil itu rasanya manis dan kenyal, terbuat dari tepung ketan diisi tumbukan kacang wijen. Si dongo ini rasanya mirip seperti kue moci, tetapi saat dikunyah terasa sedikit pedas di lidah.
(Baca juga: Tak Ditemani Ibu Saat Sakit, Anak Putri Keraton Solo: Kraton Itu Istana atau Penjara?)
Wedang dongo (Rp 5.500,-) disajikan di mangkuk porselen kecil dan sendok bebek. Bisa dinikmati dengan cara diseruput pelan-pelan saat masih panas. Bisa juga ditambah es batu. Rasanya dingin tapi di tenggorokan terasa hangat jahe.
Bu Nanik selalu memilih beras ketan berkualitas untuk membuat dongo agar teksturnya kenyal. Demikian pula dengan jahenya. Sebelum direbus, jahe yang biasa digunakan untuk membuat jamu itu dibakar.
Setelah kulitnya dikupas, jahe ditumbuk halus. Jahe sengaja dibakar lebih dulu supaya aromanya lebih sedap.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR