Hal tersebut dikarenakan kera tahu jika dirinya sedang diintimidasi.
Kera-kera tersebut hanya suka merebut makanan atau minuman yang dibawa oleh pengunjung di sana.
Penjalanan menuju gua dilalui dengan melalui tangga yang lumayan panjang dan jembatan penyeberangan.
Namun, tak perlu takut kelelahan karena perjalanan tak akan terasa ketika pandangan mata disuguhkan dengan pemandangan waduk Jatibarang yang indah.
Sampai di gua, pengunjung pun diizinkan untuk masuk, jika memiliki keberanian yang cukup karena gua tersebut cukup kecil dan tentunya gelap.
Di sana ada dua gua, yakni Goa Landak dan Goa Kreo.
Selain menyediakan wisata, Goa Kreo juga biasanya digunakan untuk ritual atau acara khusus.
Seperti pada bulan Syawal, ada ritual sesaji Rewanda yang merupakan bagian dari kearifan lokal warga sekitar.
Ritual itu diadakan sebagai bentuk rasa syukur warga sekitar karena diberikan tempat tersebut dengan kera sebagai penghuninya.
Dalam ritual tersebut, akan ada arak-arakan yang digelar dengan membawa dua macam gunungan sesaji atau makanan.
Satu gunungan digunakan untuk memberi makan kera, sedang gunungan yang lain untuk warga sekitar dan para pengunjung.
Ritual tersebut juga akhirnya dikelola oleh Dinas Pariwisata Kota Semarang yang dimaksudkan untuk menarik lebih banyak pengunjung.
Selain itu, acara komunitas pun bisa diadakan di kawasan wisata Goa Kreo.
Persyaratannya pun cukup mudah, hanya izin lisan pada pengelola dan membayar tiket masuk.
Baca Juga : 5 Menu Pilihan Sarapan yang Tidak Bikin Gemuk, Diet Tetap Enak dan Bisa Segera Dicoba!
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR