Selain itu, dia juga tampak memegang buku religi Bhagavad Gita dan buku mengenai Sai Satcharitra, sosok orang suci di India.
Untuk lebih jelasnya, lihat postingan berikut ini:
Setelah menjalani sesi foto ini, Prabu pun dihukum pancung.
Sudah disebut sebelumnya, di Singapura, sesi foto terakhir para terdakwa mati ini menjadi sebuah 'tradisi'.
Para terdakwa mati diperbolehkan untuk mengambil foto terakhir dengan baju apa pun pilihan mereka.
Foto-foto itu kemudian akan diberikan kepada keluarga terdakwa.
Baca Juga : Torpedo Dinyatakan Bebas Narkoba: Begini Reaksi Tubuh Saat Minum Minuman Bernergi Sejak 10 Menit Pertama
Prabu, dihukum mati setelah terbukti bersalah mengedarkan 227,82 gram heroin masuk ke Singapura, pada 31 Desember 2014.
Pengacara Prabu, N Surendran, bersikeras hukuman mati untuk Prabu tak didasari keadilan yang cukup.
Dia juga menyesalkan singkatnya pengumuman hari eksekusi, yang baru diketahui keluarga Prabu seminggu sebelum hari H.
"Orangtua Prabu sangat terpukul dengan eksekusi ini,” ujar Surendran.
Mereka, tambahnya, berterima kasih atas semua yang sudah dilakukan pemerintah Malaysia.
Mereka juga berterima kasih kepada semua yang memberikan dukungan moral dan doa kepada keluarga yang ditinggalkan.
Menurut Surendran, jenazah Prabu dikremasi di hari yang sama setelah dieksekusi mati.
Artikel ini sebelumnya tayang di Tribun Bali dengan judul "Digantung Hingga Tewas, Prabu Pathmanathan Beri Pesan Terakhir, Ingin Sadarkan Orang Lewat ini"
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR